Reporter : Hilda – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – “Pendidikan memutus mata rantai kemiskinan”. untuk itu, pendidikan sangat penting. Itulah motto keluarga yang dilontarkan Yohannes Juan Jenau, Wakil Bupati Mahakam Ulu (Mahulu), saat dijumpai di kediamannya, Sabtu (21/12/2019).
Dikatakan, ia bisa menjadi seperti saat ini adalah buah dari pendidikan yang ia lalui. Jangan berpikir terlahir dari keluarga saudagar. Faktanya, Juan Jenau lahir dari keluarga petani dengan 13 bersaudara di desa Naha Aruq, Long Pahangai. Sebagai anak kelima, ia beruntung bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi berkat keuletan dan kerja kerasnya.
“Saya sekolah sambil kerja ngangkut serbuk gergaji. Bapak hanya petani, tapi karena saya nekat saya bisa sekolah,” ujarnya seraya mengenang masa SMP.
Tidak sampai disitu. Juan Jenau muda harus kembali memutar otak agar tetap bisa melanjutkan SMA. Akhirnya, ia diterima di SMA Katolik dengan syarat nilai harus tinggi untuk bisa tinggal di asrama. Tidak membuang kesempatan, ia belajar keras untuk mendapat ranking 1 sepanjang waktu SMA-nya. Lulus SMA, keberuntungan masih berpihak padanya. Ia mendapat beasiswa untuk kuliah di Sanata Dharma Yogyakarta dengan program studi Sastra Inggris.
1985, Dia, berhasil menyelesaikan pendidikannya dan mengabdi di SMP Katolik Tering. Selama 14 tahun menjadi guru, tidak terhitung berapa banyak anak yang dibinanya secara khusus. Setiap tahun, menampung 15-16 anak untuk disekolahkan.
“13 tahun jadi guru, anak asuh saya banyak. Bukan hanya keluarga, orang lain juga saya tampung. Puji Tuhan sekarang sudah jadi orang semua,” kata pria yang genap berusia 60 tahun ini pada 20 Desember lalu.
Perhatiannya untuk dunia pendidikan terus berlanjut hingga menjadi anggota DPRD Kutai Barat. Bersama istri, membangun 8 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan 6 Taman Kanak-Kanak (TK) , tersebar di Mahulu, saat masih bergabung dengan Kubar. Mendirikan sekolah, secara terang-terangan ia mendapat cibiran yang menganggap apa yang dilakukan Juan Jenau hanyalah gerak politik.
“Saya gaji gurunya dari uang gaji DPRD yang saya sisihkan sendiri dari kantong pribadi. Waktu itu banyak yang bilang, ‘Ah, itu cuma sekolah politik’ enggak apa-apa bagi saya. Sebagai politikus, selain berbuat sesuatu yang berjuang lewat anggaran, kita juga berbuat sesuatu yang nyata,” jelas pria yang digadang menjadi Bupati Mahulu di Pilkda mendatang.
Juan Jenau dan keluarga turut menghibahkan rumahnya di Teluk Lerong untuk dijadikan asrama. Baginya, hal itu merupakan bentuk pengabdian yang tulus serta bentuk cinta pendidikan bagi anak muda.
“Karena masa depan Mahulu ada di genggaman mereka,” pungkasnya.
Hingga saat ini, diketahui berkat perjuangannya di dunia pendidikan, guru-guru Paud binaannya telah mendapat gaji tenaga non pegawai dari pemerintah Mahulu. Ia turut berharap agar motto pendidikannya bisa menjadi dorongan bagi masyarakat.
668 Views