Insitekaltim,Samarinda – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur Sri Wahyuni mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkontribusi menekan angka stunting dengan mengaktifkan kembali posyandu.
“Kolaborasi lintas sektor dan lintas daerah mulai dari intervensi hulu sampai hilir, intervensi spesifik dan sensitif serta
pendekatan pentahelix, termasuk mengaktifkan kembali pelayanan posyandu,” kata Sekda Sri pada Senin, (16/10/2023) di Crystal Ballroom Hotel Mercure Samarinda saat Rembuk Stunting Tingkat Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2023.
Pemerintah Provinsi Kaltim menargetkan angka stunting mencapai angka 12,83 persen pada tahun 2024 mendatang. Sekda Sri sendiri mengatakan hal tersebut memerlukan keseriusan dalam mencapainya.
“Mencapai angka 12,83 persen perlu komitmen bersama, upaya yang serius, serta kerja keras,” tandasnya.
Wakil Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) itu menyebutkan dari total 4.955 posyandu (pos pelayanan terpadu) se-Kaltim hanya 36 persen yang aktif pasca-Covid-19.
Padahal menurutnya posyandu memiliki peran yang penting dalam mencegah stunting. Selain itu posyandu juga memberikan berbagai manfaat untuk masyarakat dan menjadi salah satu cara memberdayakan warga dan kader PKK setempat.
“Harapan kita aktifnya posyandu, para balita, ibu hamil serta pasangan usia subur bisa dilayani. Ini yang ingin kita aktivasi kembali termasuk pokjanal dengan kader-kadernya, sehingga pemberian makanan tambahan diaktifkan kembali,” kata Sri.
Selain mengaktifkan posyandu dan pokjanal, Sekda Sri juga mengingatkan bahwa data stunting perlu divalidasi untuk memudahkan intervensi bagi pemerintah provinsi.
“Payung hukum dan programnya sudah ada, kita harap program dan kegiatan dilakukan perangkat daerah. Targetnya adalah keluarga risiko stunting atau pendeteksi stunting,” tutupnya.