
Insitekaltim,Samarinda – Pejabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik menyatakan daerah ini memiliki sumber daya alam (SDA) melimpah yang berpotensi besar menghasilkan pariwisata ekslusif.
Setelah menjelajahi langsung seluk-beluk provinsi yang dijuluki Benua Etam itu, Akmal Malik mengungkapkan dirinya takjub. Alam yang memesona, flora dan fauna yang beranekaragam, juga kultur masyarakat yang berbeda namun tetap damai.
Hal itu membuat Akmal Malik meyakini bahwa Kaltim mampu menghadirkan sebuah pariwisata yang tidak kalah dari wisata luar. Tetapi hingga detik ini, Akmal Malik menyebutkan Kaltim belum memiliki pariwisata ekslusif.
Di mana pariwisata ekslusif ini artinya wisata yang memiliki fasilitas super optimal. Walau memakan kocek besar, pariwisata ekslusif cenderung dinilai oleh berbagai wisatawan lokal maupun mancanegara.
Bahkan menurut Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri RI itu, wisata dengan akses masuk murah hanya akan membawa sampah baru yang hanya akan membuang dana untuk pelayanan kebersihan.
“Masalahnya tidak ada pemetaan event di seluruh kabupaten/kota yang jelas, event Mahulu 2024 misal, atau event Berau 2024, event pariwisata Kutim 2024. Saya saja sebagai Pj tidak tahu apalagi masyarakat,” ungkapnya dalam acara Coffee Morning, Selasa (27/2/2024).
“Saya ingin Kaltim punya wisata ekslusif, pilih yang datang kantong tebal atau kantong tipis? Kantong tebal, karena banyak dia bisa keluarkan uang, kalau yang murah itu suka nyampah, sibuk ngurus sampah saja nanti,” sambungnya.
Akmal Malik meminta kepada pemerintah kabupaten/kota untuk masing-masing menentukan wilayah yang dapat berpotensi menjadi wisata ekslusif dengan berkolaborasi bersama komunitas pecinta lingkungan.
Komunitas pecinta lingkungan cenderung lebih tahu banyak mengenai “harta karun” tersembunyi yang ada di alam. Seiring dengan pesan Akmal Malik, yakni tidak ada kesuksesan besar yang dikerjakan seorang diri, melainkan adanya kerja sama yang baik dari semua pihak.
“Bikin event berbasis kabupaten/kota, jangan semua provinsi, kita tidak akan kuat, cari komunitas pecinta lingkungan yang peduli dengan pembangunan harus berbasis komunitas, kita butuh orang-orang seperti itu untuk membaca potensi kita tiap daerah,” jelasnya.
Dengan saran tersebut, Pj Gubernur Sulawesi Barat periode 2022–2023 itu berharap pihak-pihak berkepentingan dapat bergerak cepat mengeksekusi potensial wisata yang ada di Borneo Etam.