Reporter: Nada – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Wabah 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau Virus Corona telah menyebar di 10 negara. Data tersebut dihimpun dari World Health Organization (WHO) dimana dari 10 negara tersebut 4 diantaranya berada di Asia Tenggara.
Hal itu membuat sejumlah rumah sakit di Indonesia melakukan antisipasi, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS), Samarinda.
Meski belum menjadi situasi darurat, pihak rumah sakit rujukan di Samarinda itu telah melakukan persiapan dengan menyiapkan ruangan isolasi khusus pasien yang diduga terjangkit virus corona.
“Karena kasus ini sifatnya emerging disease, sesuai standar kami harus siapkan ruang perawatan khusus dimana perlakuannya memang berbeda, ada ruangan yang disebut ruang suspect,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan RSUD AWS Samarinda, Dr. Nurliana Adriati Noor saat konferensi pers di RSUD AWS, Senin (27/1/2020).
Nurliana menyampaikan, saat ini fokus pasien terduga corona virus akan ditempatkan di satu ruang tersendiri nantinya.
“Pasien akan mendapatkan evaluasi ketat selama 24 jam untuk melihat apakah pasien masih suspect atau terkonfiirmasi (positif),” terangnya.
Dari prosedur rumah sakit, RSUD AWS telah menyiapkan 4 tempat tidur untuk kasus suspect.
“Setelah pasien yang diduga terjangkit akan mendapatkan serangkaian pemeriksaan, jika betul terinfeksi maka akan dipindahkan ke ruang terkonfirmasi,” lanjutnya.
Selain ruangan, persiapan lain yang dilakukan rumah sakit tentunya alat khusus yang sesuai standar, seperti masker dan baju khusus untuk penanganan pasien terjangkit virus menular.
“Standar untuk pelayanan rumah sakit juga khusus ya, baik yang suspect maupun terkonfirmasi. Peralatan ini sudah dimiliki rumah sakit AWS, termasuk masker juga tidak seperti yang ramai digunakan, tetapi yang spesifik, yaitu N95. Ada baju seperti astronot untuk perawat, jadi memang petugas harus tertutup secara optimal,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nurliana sebut tim tenaga medis rumah sakit untuk penanganan corona virus sudah dibentuk oleh direktur RSUD AWS yang terdiri dari berbagai dokter spesialis.
“Untuk tenaga perawat yang berada di ruang isolasi adalah petugas yang sudah terlatih untuk kondisi emerging disease. Sumber daya manusia (SDM) semua kami libatkan karena penyakit ini memang ramanhnya menyerang ke saluran pernafasan,” katanya.
Leader tim tersebut ialah dokter spesialis paru, kemudian ada dokter spesialis penyakit dalam, spesialis anak dan spesialis anastesi.
“Karena kalau sudah kasus berat perlu dilakukan tindakan preventif maupun penanganan lanjut pasien,” tambahnya.
Diketahui bahwa virus yang telah menjangkit warga Wuhan di China ini adalah jenis virus baru dan pertama kali dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2019. Dalam situasi darurat, kondisi ini disebut emerging infectious disease (EIDs), yaitu penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya, atau telah ada sebelumnya namun meningkat dengan sangat cepat, baik dalam hal jumlah kasus baru di dalam suatu populasi, atau penyebaranya ke daerah geografis yang baru. Kebanyakan penyakit ini muncul dari seekor hewan dan menginfeksi manusia.
546 Views