Insitekaltim,lamongan– Ribuan hektare sawah di sekitar Kabupaten Lamongan dan Gresik terancam gagal panen.
Areal persawahan mereka tampak mulai mengering karena hujan tak kunjung datang. Tanah di lahan sawah mereka tampak mulai mengering.
“Sudah lebih sebulan tidak ada hujan,” kata Pardi, petani di Desa Banjaran, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, Sabtu (13/1/2024).
Bukan hanya Pardi, kegelisahan juga ditunjukkan para petani lainnya, Ladi.
“Ada hujan, tapi hujan tipis-tipis saja. Tidak sampai mengairi persawahan kami,” keluh Ladi.
Pardi dan Ladi khawatir jika hujan yang mereka harapkan tak kunjung datang, maka kemungkinan besar padi tidak akan tumbuh secara sehat dan menghasilkan.
Gagal panen pun mengancam sebagian besar pertanian dua kabupaten di Jawa Timur itu karena saluran irigasi secara umum lebih dulu mengering.
“Ini kalau tumbuhnya normal airnya cukup, seharusnya sudah setinggi lutut dan gemuk. Tapi ini masih gak tinggi-tinggi,” ungkap Pardi.
Lebih menyedihkan lagi karena sumber-sumber air di tempat mereka lebih dulu mengering, sementara belum ada solusi lain dari pemerintah untuk mengatasi kekeringan ini.
“Dulu kami mengandalkan logo (telogo/telaga). Tapi sekarang semua kering,” keluh Muah, petani lainnya di Desa Gridi, Kecamatan Balong Panggang, Kabupaten Gresik.
Tahun 2022 lalu produksi beras Lamongan mencapai 920 ribu ton dan Gresik 410 ribu ton.
Petani berharap hujan segera turun agar panen bisa dilakukan sebulan atau dua bulan ke depan. Gagal panen berpeluang menyebabkan harga beras akan semakin meroket.