
Reporter: Nuril – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Sangatta – Selain akibat dari penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD), Jeruk Borneo Prima yang lahir di Kecamatan Rantau Pulung juga telah tergeser oleh keberadaan perkebunan kelapa sawit.
Kuantitas Jeruk Borneo Prima yang lahir di Kecamatan Rantau Pulung semakin berkurang. Bahkan petani di wilayah tersebut sudah enggan mengembangkan tanaman jeruk tersebut.
Salah satu alasannya lantaran perkebunan Jeruk Borneo Prima di Kecamatan Rantau Pulung terkena penyakit CVPD.
“Penyakit CVPD ini membuat petani di Rantau Pulung enggan mengembangkan Jeruk Borneo Prima karena penyakit ini menimbulkan traumatis yang luar biasa,” ungkap Kasi Produksi dan Perlindungan Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Kutim, Wahyudi Nor saat diwawancarai Insitekaltim.com di Kantor Dinas Pertanian, Kawasan Bukit Pelangi, Sangatta, beberapa hari yang lalu.
Pasalnya penyakit CVPD ini dapat mematikan tanaman jeruk secara besar-besaran. Yudi, sapaan akrabnya, menyampaikan hal itu terjadi karena PT Kaltim Prima Coal (KPC) membawa produk jeruk dari luar daerah yang terserang penyakit CVPD tersebut.
Pada akhirnya penyakit CVPD tersebut menular kepada Jeruk Borneo Prima.
“Selain itu, keberadaan Jeruk Borneo Prima di Rantau Pulung ini telah tergeser oleh perkebunan sawit,” ujar Yudi.
Masuknya perkebunan kelapa sawit di daerah Rantau Pulung secara besar-besaran dapat menggeser lahan pertanian jeruk tersebut. Yudi menambahkan, Jeruk Borneo Prima juga sangat menyukai daerah yang berair.
“Jika disandingkan dengan tanaman kelapa sawit maka akan kalah,” tutup Yudi.