
Insitekaltim, Samarinda – Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sambutan dianggap sebagai terobosan penting dalam menjawab persoalan lingkungan dan kebutuhan energi terbarukan di Kota Samarinda.
Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Subandi menilai proyek ini bukan hanya soal pengolahan limbah, tetapi juga menjadi bagian dari transformasi kota menuju sistem pengelolaan sampah modern dan berkelanjutan.
“Sampah yang terus menumpuk tidak bisa lagi ditangani dengan pola lama. PLTSA adalah solusi karena bisa mengurangi volume timbunan dan menghasilkan energi dari limbah,” ujarnya saat ditemui, Senin 21 Juli 2025.
PLTSA dinilai mampu memberikan efek ganda, yakni mengurangi beban sampah dan memproduksi listrik dari sumber yang sebelumnya dianggap tidak bernilai. Namun, keberhasilan proyek ini tidak cukup hanya bergantung pada kesiapan teknologi dan anggaran.
Subandi menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam mendukung program ini. Ia mengajak warga untuk mulai membiasakan diri memilah sampah dari rumah, sebagai langkah awal menuju pengelolaan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Teknologi sehebat apa pun tidak akan efektif jika masyarakat belum siap. Edukasi perlu digerakkan. Hal sederhana seperti membedakan sampah organik dan nonorganik akan sangat membantu,” katanya.
PLTSA TPA Sambutan ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2025. Pemerintah kota bersama mitra pelaksana sedang merampungkan persiapan agar fasilitas ini dapat menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Samarinda.
Subandi juga melihat proyek ini sebagai peluang untuk menekan beban pengeluaran daerah yang selama ini terserap untuk biaya pengangkutan dan penanganan limbah. Selain itu, lapangan kerja baru diperkirakan akan terbuka seiring berjalannya operasional PLTSA.
Dukungan terhadap rencana kerja sama lintas negara juga disampaikan, terutama jika dapat menghadirkan investor dengan keahlian dan pengalaman di bidang teknologi pengolahan sampah. Sejumlah pihak dari Malaysia dan Korea Selatan disebut-sebut tertarik terlibat dalam proyek ini.
Sinergi antara pemerintah daerah, legislatif, masyarakat, dan mitra pembangunan diharapkan mampu mempercepat realisasi PLTSA sekaligus mengubah cara pandang terhadap sampah dari beban menjadi potensi.
“Kalau semua elemen bergerak bersama, PLTSA ini bisa menjadi tonggak sejarah dalam pengelolaan lingkungan Kota Samarinda,” pungkasnya.