Insitekaltim,Samarinda – Buku telah lama menjadi pilar utama dalam dunia pendidikan, berperan sebagai jendela pengetahuan bagi generasi muda. Di era digital saat ini, meskipun teknologi semakin berkembang, peran buku tetap tak tergantikan. Wali Kota Samarinda Andi Harun memahami pentingnya hal ini dan baru-baru ini mengumumkan rencana kebijakan baru terkait pengadaan buku penunjang di sekolah-sekolah di Samarinda, yang bertujuan meringankan beban finansial para orang tua.
Buku juga bukan sekadar tumpukan kertas yang dibundel, melainkan alat yang membawa ide, pengetahuan dan inspirasi. Dalam dunia pendidikan, buku menjadi sumber utama pembelajaran yang membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan memahami dunia di sekitar mereka.
Kebijakan baru yang diumumkan Wali Kota Tepian ini, memastikan bahwa pengadaan buku penunjang di sekolah-sekolah Samarinda tidak lagi membebani siswa dan orang tua. Andi Harun menjelaskan bahwa pengadaan buku penunjang akan dibiayai oleh APBD Kota Samarinda.
“Dengan kebijakan ini, kami memastikan bahwa semua siswa di Samarinda dapat mengakses buku penunjang tanpa ada biaya tambahan yang harus ditanggung oleh orang tua,” ujar Andi Harun di Balai Kota Samarinda, Jumat (9/8/2024).
Langkah ini tidak hanya mengurangi beban finansial, tetapi juga memastikan bahwa semua siswa, tanpa memandang latar belakang ekonomi, memiliki akses yang sama terhadap materi pembelajaran.
Selain buku penunjang, buku ajar wajib juga memegang peranan penting dalam pendidikan. Buku ajar adalah panduan utama yang digunakan guru untuk mengarahkan proses belajar mengajar di kelas. Di Samarinda, Andi harun menekankan bahwa buku ajar wajib harus dibeli dan diadakan melalui anggaran Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda).
Dengan dukungan anggaran Bosda, pemerintah memastikan bahwa buku ajar yang digunakan di sekolah-sekolah memiliki kualitas yang baik dan relevan dengan kurikulum nasional. Ini penting karena buku ajar yang baik dapat memfasilitasi proses pembelajaran yang lebih efektif, membantu siswa mencapai kompetensi yang diharapkan.
“Buku ajar wajib akan dibiayai oleh anggaran Bosda, sedangkan buku penunjang akan ditanggung sepenuhnya oleh APBD Kota Samarinda,” jelas Andi Harun.
Selain memastikan akses yang merata terhadap buku, wali kota juga menyoroti pentingnya integritas dan keadilan dalam sistem pendidikan, khususnya terkait dengan pengadaan buku dan praktik di kelas unggulan.
Di beberapa sekolah, praktik tidak adil seperti penerimaan siswa di kelas unggulan berdasarkan kontribusi ekonomi telah menjadi sorotan. Buku, sebagai alat pendidikan, seharusnya menjadi sarana untuk menyamakan kesempatan, bukan malah menjadi alat diskriminasi.
Andi Harun menegaskan bahwa semua siswa, tanpa memandang latar belakang ekonomi, harus memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan berkualitas. Ini termasuk akses ke buku penunjang dan ajar yang bermutu.
“Kita harus memastikan bahwa kesempatan pendidikan di kelas unggulan terbuka untuk semua siswa, tanpa membedakan kemampuan ekonomi mereka,” tegasnya.
Buku, dengan segala isinya, adalah kunci bagi masa depan yang lebih cerah. Melalui buku, siswa tidak hanya belajar tentang pelajaran di sekolah, tetapi juga belajar tentang kehidupan, nilai-nilai, dan bagaimana menjadi warga negara yang baik. Buku membawa mereka ke dunia baru, memperkenalkan mereka pada berbagai budaya, ide dan pengetahuan yang tak terbatas.
Dengan rencana kebijakan baru ini, Wali Kota Samarinda Andi Harun berkomitmen untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang setara ke sumber daya pendidikan yang mereka butuhkan. Ini adalah langkah penting menuju pendidikan yang lebih inklusif dan merata di Kota Tepian.
Andi Harun juga berpesan bahwa meskipun ada tantangan yang harus dihadapi, upaya untuk memperbaiki sistem pendidikan harus terus dilakukan. “Prestasi yang kita raih adalah hasil dari usaha dan kemudahan yang diberikan Tuhan,” tandasnya.