INSITEKALTIM SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kaltim dalam kepemimpinan Gubernur Dr H Awang Faroek Ishak terus menunjukkan komitmen dalam upaya membangun dan mengembangkan kawasan pingiran khususnya kawasan perbatasan di Benua Etam.
Diantaranya, alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim telah membangun jalan perbatasan/paralel perbatasan sejak 2014 sebesar Rp200 miliar.
“Kalau hingga perbatasan sudah tembus jalan kendaraan. Kami bangun jalan paralel dan paralel perbatasan melalui APBD,” kata Awang Faroek.
Jalan paralel perbatasan yang terbangun ada paralel perbatasan Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) ke Kalimantan Barat dan Kutai Barat (Kubar) ke Kalimantan Tengah.
Sementara itu dua tahun anggaran (2017-2018) melalui APBN total Rp700 miliar untuk pembangunan jalan perbatasan mulai dari Kecamatan Tering, Long Bagun sampai Long Apari.
Disebutkannya, total kebutuhan anggaran untuk sampai seluruhnya hitam alias beraspal diperlukan dana Rp7 triliun untuk kawasan perbatasan dari Tering, Long Pahangai sampai Long Apari.
“Yang pasti selama kepemimpinan saya, bekerja sama dengan pemerintah pusat kita prioritaskan jalan paralel perbatasan dan kawasan perbatasan,” tegasnya.
Selain itu, untuk mendukung aksesibilitas jalan tembus maupun paralel perbatasan akan dibangun 20 jembatan dimana telah dialokasikan tahun anggaran 2017-2018 sebanyak 9 jembatan.
Berikutnya, pada tahun anggaran 2019 ada 7 jembatan yang akan diprogramkan kembali dan sisanya di tahun 2020. Pemprov juga melalui program multiyears di Long Apari akan membangun fasilitas umum melalui program air bersih sebesar Rp90 miliar.
“Semoga tahun 2018 ini selesai untuk program air bersih di wilayah perbatasan termasuk jalan lingkungan. Itu yang menjadi program prioritas pemerintah,” ungkap Gubernur. (yans/sul/adv)