Reporter: Nada – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda mengkritisi Pemerintah Kota (Pemkot) yang tidak maksimal dalam penanganan banjir di wilayah Samarinda.
Salah satunya ialah Muhammad Novan Syahroni Pasie Sekretaris Komisi III DPRD Kota Samarinda.
Menurut dia, hal itu mengacu pada proses pembangunan yang dilakukan Pemkot Samarinda dinilai gagal. Program pengendalian banjir pun dinilai mandul.
“Berarti kita harus mereview kembali, apa yang menjadi kesalahan dalam proses pembangunan yang ada. Kalau kita mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) nomor 2 Tahun 2014 mengenai tata ruang wilayah, disitu menjelaskan mana saja daerah yang bisa jadi wilayah pemerintahan, pemukiman dan lainnya. Jika dilihat lagi, disitu dilarang,” ungkapnya yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa (14/1/2020) lalu.
Bagi Opan, sapaannya, Pemkot Samarinda melanggar beberapa hal yang ada dalam Perda tersebut.
“Kita seperti petugas kesehatan, hanya bisa mengobati. Pembangunan-pembangunan ini selalu diberi kesempatan,” terang Opan.
Opan menegaskan, kejadian banjir sekarang ini adalah akibat dari hal-hal itu.
“Evaluasi kinerja tidak pada walikota saat ini, tapi yang sebelumnya juga. Bagaimana keterkaitan mereka juga harusnya dipikirkan,” katanya.
Beberapa bangunan yang ada harus dipertanyakan perizinannya.
“Kita harus melakukan perbaikan. Pemkot Samarinda juga harus bekerjasama baik kepada pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Lakukan program yang sama,” tambahnya.
Untuk dasar masalah dari permasalahan banjir ini, Opan menuturkan bahwa hal yang perlu dipahami adalah proses pembangunannya.
“Bagian mana saja yang perlu dibangun, daerah resapan atau daerah ruang terbuka hijau, itu tidak perlu dilakukan pembangunan. Baik swasta maupun pemerintah. Karena itu ada standarisasinya,” lanjutnya.
Disinggung mengenai Pemkot Samarinda yang gagal dalam mengatasi banjir, Opan mengatakan hal itu tepat.
“Harusnya diperbaiki bukan melakukan pembangunan. Contoh Sungai Karang Mumus, belum yang lainnya, belum pertambangan. Itu salah satu penyumbang penyebab banjir,” pungkasnya.