Insitekaltim,Samarinda – Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kota Samarinda, Pemerintah Kota Samarinda menegaskan pentingnya Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR).
Hal ini disampaikan oleh Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Samarinda Ridwan Tasa, sewaktu membuka acara Pertemuan Konsolidasi Program KBKR bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Mitra Kerja yang diinisiasi oleh DPPKB Samarinda pada Senin (12/8/2024).
Ridwan Tasa menyampaikan bahwa keberhasilan program KBKR tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), tetapi juga membutuhkan dukungan dari semua pihak.
“Program ini terstruktur dari tingkat nasional hingga desa dan pada dasarnya ditujukan untuk seluruh warga dan masyarakat kita,” ujarnya di Ballroom Crystal II Hotel Mercure Samarinda.
Program KBKR, ia melanjutkan, memiliki peran krusial dalam pembangunan SDM berkualitas, dimulai dari masa kehamilan hingga setelah anak lahir.
Di mana umur emas (golden age) perkembangan dan pertumbuhan anak dimulai dari 1.000 hari kehidupan. Dalam proses 1.000 hari kehidupan tersebut, diperlukan nutrisi yang baik bagi ibu dan bayi.
Menurutnya, sering kali masyarakat berpikir bahwa pendidikan bagi anak adalah faktor utama pembentuk SDM berkualitas, melainkan banyak faktor lainnya seperti kesehatan dan nutrisi.
“Semua ini merupakan upaya untuk melahirkan generasi yang kompeten dan berkualitas,” tegasnya.
Dirinya menyampaikan pentingnya perencanaan keluarga, dengan jarak kelahiran yang diatur melalui penggunaan kontrasepsi pascamelahirkan.
Tidak hanya mengatur jarak kelahiran, merencanakan berapa jumlah anak, penggunaan kontrasepsi berdasarkan kesepakatan suami dan istri, serta bagaimana perencanaan lainnya untuk menunjang kehidupan anak-anak mereka.
“Kami tidak melarang orang untuk memiliki anak, tetapi yang diminta adalah agar ada perencanaan yang baik, sehingga kualitas anak, kesehatan dan kesejahteraannya dapat terjaga,” sebutnya.
Ridwan Tasa menjelaskan peran guru dalam hal kesehatan reproduksi bagi mereka sejak dini untuk mempersiapkan calon ibu yang sehat.
Bisa dimulai dengan memaparkan terkait KB sebagai ujung tombak yang dapat memberikan bimbingan kepada generasi muda tentang pentingnya perencanaan keluarga.
Ia juga mengingatkan bahwa pencegahan stunting harus dimulai sejak masa kehamilan, dengan memastikan asupan gizi yang memadai untuk ibu hamil.
Kompleksitas kesehatan yang dimulai dari 1.000 hari kehidupan. Seiring dengan perkembangan Kota Samarinda dengan keberadaan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim), Ridwan mengingatkan agar generasi muda dipersiapkan dengan baik untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks, terutama kesehatannya.
“Kita harus memastikan anak-anak kita memiliki kompetensi yang baik agar mereka bisa menjadi pemimpin yang berkualitas di masa depan,” katanya.
Ia berharap kegiatan ini akan dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam memberikan yang terbaik bagi ibu hamil dan anak-anak di Samarinda, sehingga dapat mewujudkan generasi yang berkualitas.