Reporter: Iren – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Bontang – Sejumlah penjual gorengan di Kota Bontang mengeluhkan harga minyak goreng yang sudah tak masuk akal di pasaran.
Fatqul Rodji (57) salah satu penjual gorengan di Bontang mengaku sulit memperoleh minyak goreng dengan harga subsidi.
“Harga di pasaran sudah keterlaluan. Masa ukuran 2 liter Rp 60 ribu. Masih lebih baik ke minimarket Rp 28 ribu kita dapat 2 liter,” ujarnya kepada Insitekaltim, Selasa (15/3/2022) sore.
Namun sayangnya lantaran stok terbatas dan peminat banyak, minimarket terpaksa harus membatasi jumlah pembelian minyak goreng.
“Walau berdesakan, saya boyong anak dan istri untuk beli minyak subsidi. Meski kita tetap membeli minyak di pasar tapi beban biaya tidak terlalu besar,” ujar pria paruh bayah tersebut.
Pada awal melonjaknya harga minyak goreng, Fatqul mengakui bahwa dirinya mengalami penurunan pendapatan. Karena itu untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarganya, dirinya menyiasati dengan mengecilkan ukuran gorengan.
“Masa pengeluaran sama dengan pendapatan. Sementara untuk keseharian dan uang sekolah anak bagaimana? Ya terpaksa dengan berat hati kita kecilkan ukurannya,” ujarnya.
Bahkan hanya untuk pengiritan, dirinya mengaku kini hanya mampu mengganti minyak goreng dua minggu sekali.
“Kalau yang sebelumnya per minggunya kita ganti,” ujarnya.
Di sisi lain, berdasarkan keterangan para penjual, tingginya harga minyak disebabkan oleh harga jual para agen.
“Paling kita untung Rp 5.000 per kemasan premium,” ujar seorang pedagang yang enggan menyebutkan namanya.