Reporter : Samuel-Editor : Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Masyarakat kampung Geleo Asa dan Geleo Baru di Kecamatan Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat (Kubar) menolak rencana kegiatan penambangan batu bara di wilayah mereka.
Tergabung dalam Sempekat Kelompok Tani Rapak Gembira Kampung Geleo Asa, mereka bersepakat untuk meminta Gubernur Kaltim mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dikeluarkan oleh Bupati Kutai Barat Nomor 545/K.1101/2010. IUP tersebut milik PT Kencana Wilsa.
Menurut perwakilan warga Geleo Asa, Martidin, warga menolak aktivitas pertambangan dan tidak mau memberikan lahan perkebunan dan pertanian yang merupakan lahan produktif untuk diubah menjadi lahan produksi tambang batu bara.
“Industri pertambangan tidak cocok di kampung Geleo Asa karena mata pencarian masyarakat selama ini adalah dengan cara bertani/bersawah dan berkebun karet. Jika tambang ini dilanjutkan maka sumber mata pencaharian masyarakat akan hilang,” jelas Martidin saat mengadakan konferensi pers di Cafe Pyramid Jalan Dahlia, Samarinda, Senin (13/7/2020).
Martidin mengaku bahwa saat ini di lapangan, PT Kencana Wilsa sudah membuat jalan hauling dan pelabuhan tambang (jetty). Warga khawatir, Amdal dan ijin lingkungan terabaikan. Jika benar, maka hal ini disebutnya melanggar Undang-Undang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup No.32 Tahun 2009, Undang-undang Pertambangan Mineral dan Batu Bara No.04 Tahun 2009, Perda No. 1 Tahun2016 tentang RTRW Kaltim dan Perda No. 32 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Kutai Barat.
“Berdasarkan kesepakatan anggota Kelompok Tani Kampung Geleo Asa pada tanggal 28 Juni 2020, kami memutuskan untuk menolak dan tidak bersedia memberikan lahan kami digarap menjadi lahan tambang batu bara,” tegas Martidin menyambungkan aspirasi warga setempat.
Selain itu, Martidin menyebutkan jika aktivitas dan izin pertambangan ini dilanjutkan maka sumber mata pencaharian masyarakat yang mayoritas adalah bertani, bersawah dan berkebun akan hilang.
“Jika tuntutan kami tidak digubris, kami berencana akan melakukan demo pada 16 Juli mendatang dan akan memangil sebagian warga untuk meluapkan aspirasi mereka,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum diperoleh penjelasan dari PT Kencana Wilsa terkait sikap penolakan warga Geleo Asa tersebut.