
Insitekaltim,Samarinda – Ramai beredar kabar bahwa usai Lebaran, Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim akan menetapkan aturan seragam sekolah baru.
Kabar ini belakangan ditepis oleh Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Anang Ristanto. Ia menegaskan isu tersebut tidak benar.
Namun kabar tersebut di masyarakat masih terus berkembang hingga menimbulkan pro dan kontra. Melihat situasi ini, Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda Subandi memberikan tanggapannya.
Isu penggunaan seragam baru itu menurut Subandi memerlukan tinjauan ulang apabila kabar tersebut benar, bukan hoaks. Pasalnya wajar masyarakat dibuat resah karena salah satu kabarnya akan ada penambahan pakaian adat sebagai seragam.
Hal itu jika tanpa peninjauan lebih lanjut akan membebani orang tua yang harus membeli atau bahkan menyewa pakaian adat untuk seragam sekolah. Belum lagi baju adat tidak semua bahan pakaiannya menyerap keringat, ditakutkan akan mengganggu proses pembelajaran.
Ada juga disebutnya bahwa anak-anak sekolah yang berada di daerah pelosok atau pedalaman yang harus bersusah payah menemukan pakaian adat tertentu untuk sekadar menimba ilmu.
“Kalau memang rumornya akan diganti, harus ditinjau ulang,” tegas Subandi di kediamannya saat halal bihalal, Senin (15/4/2024).
“Tapi agak memberatkan karena juga harganya agak mahal. Bagaimana dengan anak-anak di pelosok yang perekonomian masyarakatnya menengah ke bawah, tentunya tidak terjangkau,” sambungnya.
Sisi positifnya, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyampaikan bangkitnya pakaian adat dan menjadi langkah baik untuk mengenalkan sedini mungkin pakaian tradisional nusantara.
“Niatnya baik. Apalagi rumornya ada menyarankan menggunakan pakaian adat,” ungkapnya.
Ia meminta masyarakat untuk tidak begitu saja termakan kabar yang belum diketahui kebenarannya. Bila perlu ia meminta masyarakat untuk mencari informasi ke sumber yang terpercaya daripada terombang-ambing oleh hoaks.