Reporter: Syifa – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Sangatta – Sampaikan sambutan dalam gelaran doa bersama sebelum mengantar pasangan Mahyunadi-Kinsu ke KPU pada Jumat (4/9/2020), Mahyudin, politikus senior Kaltim, menegaskan tujuan akhir berpolitik adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
“Dulu saya adalah bupati kedua di Kutai Timur (Kutim). Bahkan dulu saya bupati termuda di Indonesia. Walaupun pada pemilu berikutnya Saya pernah kalah, tapi bukan berarti karir saya berhenti di situ,” terang Mahyudin.
Mahyudin mengisahkan kekalahannya di dunia politik, justru semakin mengorbitkan namanya hingga dipercaya sebagai Wakil Ketua MPR RI. Bahkan politikus yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPD RI ini dianugerahi penghargaan dari Presiden.
“Saya dianugerahi penghargaan dari Presiden Bintang Mahaputera Nararya. Yaitu salah satu bintang tertinggi di Republik Indonesia untuk warga sipil, dan saya punya hak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata,” jelasnya.
Ia menilai perjuangan yang dilakukannya adalah semata-mata untuk mengabdi bagi masyarakat Republik Indonesia dan Kutai Timur khususnya sehingga ia berharap, Mahyunadi-Kinsu tetap mampu berjuang keras melakukan perubahan.
“Kutai Timur ini merupakan kabupaten yang kaya, yang tidak ada alasan bagi masyarakatnya untuk miskin. Yang tidak ada alasan bagi masyarakatnya untuk tidak memiliki fasilitas pendidikan. Dan juga tidak memiliki alasan kita tidak punya infrastruktur yang baik,” tegasnya.
Oleh karenanya, kakak kandung dari calon bupati Mahyunadi ini mengingatkan bahwa dibutuhkan keteguhan dan keinginan yang kuat dari pemangku kebijakan daerah.
“Saya melihat Kutai Timur ini tidak sekadar ingin menata kembali. Ini soal perubahan yang radikal untuk membangun Kutai Timur yang lebih baik lagi,” pungkasnya.