Reporter: Mohammad-Editor: Redaksi
Insitekaltim,Bontang – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang melanjutkan komitmennya menyusun lembar kerja siswa (LKS) bagi SD kelas bawah yakni kelas 1-3.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikbud Bontang Saparudin mengatakan bahwa acara ini merupakan rangkaian penyusunan LKS untuk SD kelas 1-3. Berbeda dari tim SMP yang sudah dibentuk, tim SD kelas bawah lebih kompleks.

Dari daftar yang hadir, sebanyak 40 guru yang datang dari 48 guru yang diundang. Nantinya mereka akan tergabung dalam tim penyusun LKS untuk SD.
“Kami melanjutkan pembahasan LKS untuk SD kelas bawah, yaitu kelas 1-3. Tiap kelas ada 16 guru yang akan menyusun LKS,” ungkap Saparudin di Aula Autis Center Bontang, Rabu(7/10/2020).
Hadir mendampingi Saparudin dalam acara tersebut, Kasi Kurikulum Ani Mariani dan Suparni guru SDN 008 Bontang Utara.
Menurut Ani, nantinya satu LKS terdiri dari empat mata pelajaran yaitu PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika dan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).
“Satu LKS terdiri dari 280 lembar, satu sub tema atau satu guru menulis maksimal 18 lembar minimal 12 lembar. Sedangkan isinya berupa materi ayo membaca, ayo mengamati sesuai yang kami ajarkan di lapangan,” ungkap Ani.
Sebanyak empat tema yang akan disusun yaitu dari tema 5 sampai tema 8. Satu tema terdiri dari empat sub tema, nantinya Satu guru diberi tugas menyusun satu sub tema
“Jadi dalam satu tema ada empat sub tema, maka masing-masing guru akan menulis satu sub tema. Sedangkan kelas bawah sendiri ada tiga kelas yaitu kelas 1-3,” ungkap Ani.
Dalam acara tersebut banyak usulan dari guru yang hadir. Di antaranya, usulan dari guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Tri Ayuningsih.
Menurut guru yang biasa dipanggil Ayu ini, materi PJOK berbeda dengan dengan mata pelajaran yang lain. Dimana dalam PJOK ini terdapat materi dan keterampilan motorik (praktik).
“Selama ini kegiatan pembelajaran kami lebih banyak di lapangan dari pada di kelas. Bahkan, untuk kelas 1 dan kelas 2 negeri masih dipegang guru kelas, bukan guru PJOK. Kami khawatir materi yang disampaikan tidak sesuai dengan materi PJOK,” ungkap Guru PJOK SDN 008 Bontang Utara ini.