Reporter : Nada – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Samarinda – Science Film Festival (SFF) perayaan komunikasi sains di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, dan Timur Tengah. Bekerjasama dengan mitra lokal, perayaan ini mempromosikan literasi sains dan memfasilitasi kesadaran akan isu-isu ilmiah, teknologi, dan lingkungan kontemporer melalui film internasional dengan kegiatan pendidikan yang menyertainya.
Festival internasional ini kembali hadir dalam edisi 2019 dan telah mengunjungi kurang lebih 51 kota di seluruh Indonesia, salah satunya Kota Samarinda.
Bekerjasama dengan SMA Negeri 3 (SMAGA) Samarinda dan mengusung tema ‘Humboldt dan Jaring Kehidupan’, acara ini dibuka langsung oleh DR. Stefan Dreyer Direktur Goethe-Institut Indonesia, di Aula Rumah Jabatan Walikota, Jalan S Parman nomor 1, Samarinda, Jum’at (22/11/2019).
Pembukaan Science Film Festival dihadiri oleh Kepala Sekolah SMAGA, Abdul Rozak Fahrudin, guru-guru sekolah dan siswa-siswi SMAGA.
Dr. Stefan Dreyer mengatakan, tujuan festival film ini untuk menyadarkan generasi milenial, agar menjaga serta peduli terhadap lingkungan sekitar.
“Festival film ini diselenggarakan di 150 spot di 90 negara. Tahun lalu, saya menghadiri Science Film Festival, dan mendapatkan penonton sebanyak 87.000 orang,” ungkapnya.
Ia mengklaim, ada 8 film dari Indonesia dan film-film tersebut akan diputar di seluruh dunia.
“Tidak menutup kemungkinan ada film dari negara lain yang akan ditonton oleh masyarakat Indonesia juga, tapi film dari Indonesia juga akan ditonton oleh negara lain,” katanya.
Ia melanjutkan, banyak sekali alasan agar kegiatan ini bisa terwujud.
“Salah satunya karena pengetahuan itu bisa dipelajari dengan menyenangkan,” imbuhnya.
Stefan mengaku, ini adalah pengalaman pertamanya berkunjung ke Indonesia khususnya di Samarinda.
“Sangat menarik, dengan penampilan tari tradisional yang mereka bawa dan tari khas dari negara asal saya (Jerman) juga ada dalam acara pembukaan ini. Ini cukup berkesan, dan mungkin nanti saya akan kembali lagi kesini,” terangnya.
Kepala sekolah SMAGA Abdul Rozak Fahrudin, juga ikut berkomentar.
“Sudah 10 tahun SMAGA bekerjasama dengan Goethe Institut yang berbasis di Jerman. Berkat kerjasama tersebut, beberapa siswa-siswi SMAGA berhasil mendapatkan beasiswa ke Jerman,” jelasnya.
Ia berharap, kerjasama ini akan terus berlangsung.
“Pihak sekolah, Komite dan saya pribadi sangat menyambut baik kegiatan ini. Karena dengan kegiatan seperti ini, anak-anak juga akan semakin peduli dengan lingkungan dan pasti akan mencoba untuk menjaga. Kedepannya, saya berharap agar SMAGA dan Goethe-Institut Indonesia akan memiliki hubungan yang sangat baik lagi,” tutupnya.
575 Views