
Reporter: Nuril – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Sangatta – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) telah siap menerima investor dari luar negeri.
Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Kutai Timur Jimmy mengatakan, segala persiapan telah dilakukan untuk menarik investor. Bahkan, pihak Kabupaten Kutim, telah membuat denah lokasi untuk para investor. Mulai dari perkantoran hingga kawasan perindustrian. Hal itu pun telah masuk dalam tahapan uji kelayakan.
“Kemarin ada negara Rusia, Mesir, Arab Saudi dan China yang akan investasi kesana. Namun hingga saat ini investor belum ada yang sesuai dengan segala kondisi di KEK MBTK,” ujar Jimmy kepada Insitekaltim.com saat ditemui di ruangannya, Sekretariat DPRD Kabupaten Kutai Timur, kawasan Bukit Pelangi, Sangatta pada Senin (22/3/2021)

KEK MBTK yang terletak di perbatasan Kecamatan Kaliorang dan Sangkulirang itu, memang terbilang masih sepi investor. Meski ada beberapa negara asing yang sudah mencoba melihat lokasi investor di KEK MBTK, namun hingga saat ini belum ada perusahaan yang cocok.
Selain itu, kawasan itu memang terlihat sepi. Alasannya, kawasan itu memang diperuntukkan khusus sebagai lokasi perindustrian. Sehingga tidak ada perizinan bermukim. Padahal di kawasan itu terdapat beberapa potensi untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat kedepannya.
“Tidak ada perijinan bermukim di wilayah KEK MBTK kecuali masyarakat yang sudah memiliki lahan disana dari sebelum pembangunan KEK MBTK,” ucap Jimmy
Ia juga menerangkan bahwa KEK MBTK ini dikelola oleh provinsi dan kabupaten karena pembangunannya menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sehingga pihak yang memantau kawasan KEK MBTK tersebut cukup banyak.
“Rencananya pusat perkapalan akan pindah dari Kenyamukan menuju KEK MBTK,” tambah Jimmy.
Kemungkinan negara asing yang membatalkan atau menunda investasinya di KEK MBTK ini dikarenakan juga mengalami guncangan ekonomi. Mengingat kondisi ekonomi dunia sedang menurun lantaran pandemi Covid-19 ini sehingga masing-masing negara sedang fokus menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Proyek ini merupakan skala besar, sehingga memerlukan investor yang kuat. Semoga kedepannya KEK MBTK dapat berjalan seperti KEK di Makassar,” tandasnya.