Insitekaltim, Samarinda– Kebahagiaan disampaikan mentor Muhammad Sukri Indonesia (MSI) Group Rosowati usai menunaikan ibadah umrah di Tanah Suci Mekkah dan Madinah.
Dia mengaku sangat bersyukur mendapat hadiah untuk menunaikan ibadah umrah dari CEO MSI Group Mohammad Sukri. Lebih membahagiakan lagi karena seluruh rangkaian ibadah umrah pada akhir Januari lalu berjalan lancar.
“Saya berterima kasih atas kepercayaan ini. Semoga MSI Group makin sukses dan semua kru nantinya bisa berangkat umrah juga” kata Rosowati di kediamannya, Sabtu 8 Februari 2025.
Ibu lima anak yang banyak membantu eksistensi MSI Group itu menceritakan perjalanan ibadahnya, baik saat berada di Kota Madinah maupun Mekkah.
Pertama saat berada di Madinah. Hotel yang disiapkan oleh pihak travel, tidak jauh dari Masjid Nabawi. Hanya sekitar 200 meter dari masjid Rasulullah Muhammad SAW itu. Dengan jarak yang tidak terlampau jauh itu, ia pun bisa setiap waktu menunaikan ibadah di masjid itu.
“Alhamdulillah, kami juga sangat beruntung bisa masuk ke Raudah (area makam Rasulullah di Masjid Nabawi), padahal sebelumnya sempat ditutup karena renovasi,” kata Rosowati.
Antrean masuk Raudah sangat panjang. Pengaturan jam oleh pengelola masjid bahkan sudah dibuka sejak dini hari.
“Kami mendapat antrean pukul 04.00 sebelum subuh. Sangat dingin, maka harus siap dengan jaket atau baju tebal,” ungkapnya.
Untuk masuk antrean dan melewati pemeriksaan petugas, maka jemaah harus mengisi aplikasi Nusuk hingga mendapatkan izin untuk masuk Raudah.
Dari Madinah, jemaah umrah bergeser ke Kota Mekkah untuk langsung menunaikan ibadah umrah. Untuk jemaah laki-laki langsung mengenakan pakaian ihram. Pengambilan miqot niat umrah dilakukan di Masjid Bir Ali Madinah.
Setibanya di Mekkah, sekitar pukul 12 malam. Jemaah umrah langsung bergerak ke Masjidil Haram Ka’bah untuk melakukan tawaf. Meski dini hari, Masjidil Haram tak pernah sepi. Ribuan jemaah dari berbagai penjuru dunia berputar mengelilingi Ka’bah.
Usai tawaf, jemaah menuntaskan umrah dengan melakukan sa’i antara Bukit Sofa dan Marwah.
“Alhamdulillah semua lancar. Bahkan kami menunaikan dua kali umrah pada hari Rabu dan Jumat,” sebutnya.
Jarak hotel ke Baitullah juga tidak jauh.. Hanya sekitar 300 meter sehingga dirinya juga tidak sulit untuk menunaikan ibadah salat wajib di area pelataran Masjidil Haram di sekitar Tower Zam Zam.
Sedangkan tawaf wada atau tawaf perpisahan dilakukan pada Minggu dini hari, beberapa jam sebelum kembali ke Tanah Air.
“Benar kata orang. Sekali kita ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi selalu rindu untuk kembali. Semoga lain waktu, saya bisa kembali ke sana,” ucap lulusan FKIP Universitas Mulawarman Samarinda itu.
Sedikit pesan bagi para jemaah umrah atau haji, saat beribadah tak perlu membawa uang terlampau banyak, cincin, gelang, ATM dan barang berharga lainnya. Sebab di antara berjuta manusia yang tumpah ruah di sana, tetap saja ada potensi kejahatan.
“Jangan lupa bawa tas untuk tempat sandal dan sajadah. Uang secukupnya saja. Tetap waspada dan hati-hati. Semoga ibadahnya lancar dan mabrur,” pungkasnya.