Insitekaltim, Samarinda – Kekerasan pada anak yang disebabkan oleh teman sebaya, bukan lagi barang langka di Indonesia. Seperti tak habis-habisnya, ada saja kabar menyayat hati ini tersiar.
Korban yang harusnya menikmati indahnya masa tumbuh dan berkembangnya, malah harus berjuang melawan trauma akibat ulah bengis teman sebaya yang seharusnya juga menjalani indahnya bermain dan bersosialisasi.
Tak tinggal diam, Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur (Kemenag Kaltim) ikut turun tangan. Tidak ingin ada kasus-kasus serupa terjadi di provinsi yang dijuluki Benua Etam ini, Kemenag Kaltim sampai menggaungkan jargon “Stop Bullying!”.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Kaltim Abdul Khaliq sewaktu diwawancarai seusai Upacara Hari Amal Bakti ke-79 di halaman Kanwil Kemenag Kaltim, Jumat (3/1/2025).
“Kami ini sering datang ke sekolah, ke madrasah, ke pondok pesantren. Kami juga membentuk Madrasah Ramah Anak, Pesantren Ramah Anak supaya tidak ada lagi bully-membully terhadap anak-anak,” kata Abdul Khaliq.
Tidak hanya kepada siswa dan siswi, sosialisasi ini juga menyasar para tenaga pendidik yang dinilai paling dekat dengan muridnya. Selain itu, nantinya apabila anak dan tenaga pendidik tereduksi, maka orang tua pun dapat merasa aman menitipkan anak mereka di lingkungan sekolah.
Kendati demikian, sosialisasi ini tak bisa berjalan sendiri, apabila ada sikap abai dari para orang tua dan guru. Kunci keberhasilan adalah dari pengawasan orang dewasa serta contoh langsung dari mereka bagi anak-anak.
Tak sendirian, Kanwil Kemenag Kaltim juga berperan untuk mengawasi melalui mitra-mitra mereka. Kolaborasi yang baik, diyakini Abdul Khaliq akan membuahkan hasil baik bagi pencegahan bullying atau persekusi.
“Pengawasan kami lakukan sesering mungkin,” tutupnya.