
Reporter: Astuti – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Sangatta – Ketua DPRD Kutai Timur (Kutim) Joni mengaku berempati kepada pedagang yang mengalami dampak dari Kaltim Silent.
Pasalnya, banyak yang mengeluhkan program itu. Terutama masyarakat Kutai Timur yang berprofesi sebagai pedagang.
“Banyak warga yang mengeluh terutama pedagang pasar kaki lima karena pemasukannya berkurang,” ucapnya kepada media Insitekaltim.com, (8/3/2021) lalu.
Meski hanya berlangsung Sabtu dan Minggu, namun hal itu berdampak besar terhadap pemasukan pedagang. Lantaran mereka justru mendapat untung lumayan tinggi di akhir pekan.
Terlebih wacana mengganti program Kaltim Steril dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan skala mikro. Pihaknya belum mengetahui pasti, apa dampak bagi masyarakat.
“Penerapan PPKM Mikro di Kutim belum berjalan yang jelas kami masih menunggu informasi selanjutnya dari pemerintahan kabupaten (Pemkab),” tuturnya.
Meskipun begitu, ia berharap setiap program pemerintah, bisa memperhatikan dampak bagi masyarakat menengah ke bawah.
“Kasihan masyarakat seperti pedagang, pemasukannya menjadi berkurang,” tandasnya.
Untuk diketahui sejak 5 Maret lalu, Instruksi Gubernur Nomor 1 Tahun 2021 tentang Kaltim Steril sudah ditarik. Sebagai gantinya, Ingub Nomor 2 Tahun 2021 PPKM Mikro, akan mengendalikan penanganan Covid-19 untuk mempertimbangkan zonasi wilayah warga yang terpapar.