Insitekaltim,Jakarta – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim Sri Wahyuni mengungkapkan kesiapan Benua Etam menjadi tuan rumah Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional Ke-30 Tahun 2024 sudah sangat matang.
Hal tersebut ia paparkan saat menjadi narasumber Program Indonesia Bicara di TVRI Pusat pada Selasa, (20/8/2024) di Studio 2 News Room TVRI Senayan Jakarta.
Dipandu host Ardianto, program siar live pukul 19.00 WIB itu juga menghadirkan Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama Ahmad Zayadi secara daring.
Sekda Sri Wahyuni menjelaskan kesiapan Kaltim untuk transportasi antarprovinsi melalui dua bandara (kedatangan dan keberangkatan), yaitu Bandara APT Pranoto Samarinda dan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, serta akomodasi bagi peserta maupun venue-venue perlombaan MTQ.
“Pembukaan maupun penutupan MTQ Nasional ke-30 akan kita laksanakan di Gelora Kadrie Oening Sempaja Samarinda,” ungkap Sri Wahyuni.
“Yang juga menjadi istimewa, pameran kaligrafi internasional yang akan diikuti seniman kaligrafi dari 50 negara,” ujarnya.
Hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Provinsi Kaltim menjadi momentum dalam penyelenggaraan MTQ Nasional di Benua Etam kali ini.
“Kita akan buat spektakuler dengan mengedepankan narasi syiar Islam dalam kemasan program digital. Ada cerita kearifan lokal tentang masuknya agama Islam di Kaltim melalui tarian massal dipadukan dengan digital,” tandasnya.
MTQ Tingkat Nasional, 6-16 September 2024 memiliki tagline “Mewujudkan Masyarakat Cinta Alquran untuk Mewujudkan Bangsa yang Bermartabat di Bumi Nusantara”.
Menurutnya, Kaltim tidak lepas dari IKN. Sama halnya dengan dua sisi mata uang, bicara IKN berarti juga bicara tentang Kaltim dan sebaliknya.
Selain itu, Kaltim di dalam rencana pembangunannya mengambil tagline “Membangun Kaltim untuk Nusantara”, sehingga MTQ memiliki kaidah mencintai Alquran tidak hanya mengembangkannya tetapi juga dilakukan pendalamannya.
Keistimewaan yang lain adalah pameran yang berbeda atau tidak hanya MTQ, tetapi akan dikemas dengan pameran halal food, pameran seni budaya antara negara yang diikuti Brunai Darussalam dan Malaysia.