Reporter: Syifa – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Sangatta – Mahyudin mendukung penuh keputusan adik kandungnya, Mahyunadi untuk melenggang ke arena kompetisi pemilihan bupati Kutai Timur tahun 2020.
“Perjuangan yang kami capai bukanlah perjuangan yang mudah. Apa yang terjadi sampai hari ini, kami berdiri di sini, itu bukan hal yang mudah. Semua ini karena didikan keras orang tua ayah dan ibu kami sejak kecil,” kisah Mahyudin, dalam sambutan gelaran doa bersama, Jumat (4/9/2020).
Anak pertama dari pasangan Mansur Mante dan Mardiah ini mengaku dididik untuk senantiasa jujur, toleran dan dermawan.
“Bahkan kalau dermawan, mungkin susah cari orang sedermawan Mahyunadi ini. Sampai-sampai hari ini mau jadi calon bupati, duitnya juga nggak ada. Bingung juga saya. Ujung-ujungnya datang sama kakaknya,” ucap Mahyudin.
Sebagai anak tertua, Mahyudin mengaku tetap mengomeli Mahyunadi walaupun sudah menjabat sebagai ketua DPRD, apabila Mahyunadi dinilai tidak benar atau melakukan kesalahan.
“Kalau dia berpolitiknya enggak betul, pasti saya marah. Kadang-kadang saya lupa kalau adik saya sudah jadi pejabat. Jadi kadang-kadang saya mau marahi jadi kayak marahi anak kecil,” ungkapnya sambil tertawa.
Mahyudin mengaku karena sangat mengenal kepribadian adiknya, Mahyunadi, ia menilai adiknyalah yang sesuai dan pantas menjadi pemimpin Kabupaten Kutai Timur.
“Jadi kami atas nama keluarga setelah menghadap ayah dan ibu, memberikan dukungan penuh serta doa restu untuk Mahyunadi berkompetisi di Pilkada 2020,” terangnya.
Mahyudin juga memastikan ketika Mahyunadi menjadi bupati, ia tidak akan ikut campur terkait urusan pemerintahan dan hanya meluruskan manakala adiknya ‘bengkok’, meskipun harus dengan kekerasan.