
Insitekaltim,Samarinda – Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Timur Nidya Listiyono mengingatkan agar jelang pesta demokrasi 2024 mendatang masyarakat tidak saling memaksakan pendapat hingga bermusuhan.
“Jangan bacakut bapak-bapak, ibu-ibu, nyoblos dua menit saja. Habis itu kembali lagi berkumpul dengan keluarga, dengan tetangga,” kata Nidya pada Sabtu, (16/12/2023) di Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda saat melakukan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan.
Nidya menjelaskan menjelang tahun politik kerap kali terjadi perpecahan di antara masyarakat sebab adanya perbedaan pendapat dan sudut pandang. Ia mengingatkan masyarakat bahwa perbedaan adalah hal yang biasa. Indonesia memiliki berbagai perbedaan suku, ras dan agama, namun tetap bersatu dalam bhineka tunggal ika.
“Tetap menjaga Pancasila sebagai dasar negara. NKRI harga mati. Beda bangsa, suku, agama, warna kulit, warna rambut tidak masalah,” tandasnya.
Sementara narasumber dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kaltim, Eko Susanto menjabarkan bahwa selama ini Kalimantan Timur menjadi daerah yang mampu menjunjung tinggi persatuan.
Eko menjelaskan menjelang pemilu, Kaltim dikhawatirkan menjadi daerah yang rawan perpecahan karena memiliki berbagai suku, ras dan agama. Namun, Kaltim membuktikan bahwa sejak dulu hingga kini tidak pernah memiliki catatan pertikaian antarsuku dan tetap menghargai satu sama lain.
“Kaltim mendapatkan tiga kali penghargaan harmonis tingkat nasional, karena berhasil menjaga kerukunan,” jelas Eko.
Selain itu, sosialisasi tersebut juga menghadirkan narasumber dari Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Samarinda Imam Sutanto yang mengajak sesama masyarakat bukanlah hal yang dilarang. Namun memaksa memilih yang sama hingga menimbulkan pertengkaran harus dihindari.
“Siap ya bapak ibu menolak cerai berai. Jangan mau dicerai-berai ya bapak ibu. Mengajak untuk memilih gapapa, namun dalam hal memusuhi kelompok lain, ibu bapak harus berani menolak,” tegasnya.