Insitekaltim,Samarinda – Jamu merupakan minuman herbal tradisional yang telah menjadi bagian dari budaya Indonesia selama berabad-abad, yang kini mengalami transformasi modern di tangan Yulita Suherlin.
Melalui inovasi dan ketekunannya, Yulita berhasil menjadikan Jamu Tita Gendong sebagai produk yang diminati baik di dalam maupun luar negeri. Di mana, kreativitas Yulita mengubah citra jamu dari minuman kuno menjadi tren.
Yulita Suherlin, seorang perempuan asal Surabaya, memulai petualangan bisnisnya di Samarinda setelah memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus pada keluarganya.
Kecintaannya pada jamu mendorongnya untuk meracik sendiri minuman tersebut, terutama karena sulitnya menemukan jamu yang sesuai dengan seleranya di kota ini.
“Awalnya saya hanya ingin memenuhi kebutuhan pribadi karena kesulitan menemukan jamu yang cocok di Samarinda. Tapi kemudian, saya melihat peluang untuk memperkenalkan jamu kepada lebih banyak orang,” katanya di acara Foodie Friday, Jumat (9/8/2024).
Dengan resep warisan dari sang ibu yang telah lama berjualan jamu di Surabaya, Yulita mulai mengembangkan variasi jamu cair yang ramah di lidah, tanpa mengurangi manfaat kesehatan yang terkandung.
Dari hanya satu jenis jamu, ia terus mengembangkan produknya hingga memiliki 10 varian jamu cair dan tiga varian jamu instan kering.
“Kunyit asam menjadi produk unggulan kami, namun saya selalu mencoba varian baru untuk memastikan semua orang, termasuk anak-anak, bisa menikmati jamu tanpa harus menghadapi rasa pahit yang sering dihindari,” jelasnya.
Nama “Tita Gendong” diambil dari nama Yulita, adiknya Ita, dan ibunda mereka, Suhartati. Merek ini tidak hanya sekadar produk, tetapi juga upaya melestarikan tradisi keluarga dalam bentuk yang lebih modern dan dapat diterima generasi sekarang.
Produksi Jamu Tita Gendong dilakukan setiap hari, dengan kapasitas hingga 100 botol per hari sesuai permintaan. Proses produksi ini melibatkan penggunaan lebih dari 10 jenis rempah-rempah dalam setiap resepnya, sehingga menghasilkan minuman yang kaya akan manfaat kesehatan.
Yulita tidak sendirian dalam perjalanan bisnisnya. Dengan dukungan penuh dari sang suami, ia mampu mengembangkan jaringan pemasaran yang meliputi swalayan, hotel dan restoran, bahkan merambah hingga ke luar negeri. Kini, Jamu Tita Gendong telah dikenal di Tenggarong, Jawa, bahkan hingga negara Singapura.
“Saya selalu bermimpi jamu ini bisa dinikmati oleh lebih banyak orang, dan sekarang mimpi itu mulai terwujud. Kami bahkan sudah merambah pasar internasional,” ungkapnya dengan bangga.
Dengan modal awal hanya Rp100.000, Yulita berhasil meraih berbagai pencapaian, termasuk dukungan dari Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim sejak tahun 2019.
Produk-produk Jamu Tita Gendong, mulai dari jamu cair hingga instan, kini dijual dengan harga antara Rp5.000 hingga Rp50.000, membuatnya terjangkau bagi berbagai kalangan.
“Jangan hanya bermimpi, tapi lakukan sesuatu untuk mewujudkan mimpi itu,” pesannya kepada para calon pengusaha.
Di tengah arus modernisasi, Yulita Suherlin membuktikan bahwa warisan tradisi tidak hanya dapat bertahan tetapi juga berkembang.
Melalui inovasi dan semangat juangnya, Yulita telah membawa jamu—minuman tradisional Indonesia—ke panggung dunia, menjadikannya bagian yang relevan dalam kehidupan masyarakat modern.