Insitekaltim,Samarinda – Gubernur Isran mengaku, kontribusi Kaltim terhadap neraca perdagangan nasional tak main-main. Kaltim menjadi penyangga defisit perdagangan nasional bersama dengan Provinsi Jawa Barat.
“Jawa Barat dan Kaltim adalah dua provinsi tertinggi dalam ekspor nonmigas Indonesia. Dua provinsi ini adalah penyangga defisit perdagangan nasional,” kata Isran.dalam Rapat Paripurna Ke-2 DPRD Kaltim, Peringatan HUT Provinsi Kaltim Ke-66, Kamis (5/1/2022).
Ekspor Kaltim sendiri pada tahun 2022 sebesar 27,7 miliar. dolar AS .Sementara Provinsi Jawa Barat 32,2 miliar dolar AS. Posisi ketiga tertinggi ekspor nonmigas adalah Jawa Timur dengan 19,8 miliar dolar AS dan Riau dengan 17,6 miliar dolar AS.
Isran menjelaskan, apabila dilihat dari sisi jumlah ekspor, Kaltim memang masih berada sedikit di bawah Jawa Barat. Namun dari sisi surplus (selisih positif nilai ekspor dan impor), Kaltim jauh lebih baik dari Jawa Barat.
Menurutnya, peran Kalimantan Timur dalam pengumpulan devisa untuk negara sungguh luar biasa.
“Tahun 2022 Kaltim mencapai puncak dalam cadangan devisa negara. Tidak pernah terjadi dalam sejarah, di mana pencapaian kontribusi selisih ekspor dan impor (surplus) Kaltim adalah yang terbaik di Indonesia,” jelasnya.
Ia mencontohkan, pada Oktober 2022 lalu, total ekspor Kaltim mencapai USD 3,25 miliar atau setara Rp45,5 triliun. Sementara total impor Kaltim hanya USD 585 juta sehingga terjadi surplus USD 2,67 miliar atau sebesar Rp37,3 triliun.
Pencapaian surplus tertinggi neraca perdagangan nasional ini menjadi bukti nyata besarnya kontribusi dan jasa Kaltim untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Jadi, Kaltim Berdaulat itu bukan Kaltim mau merdeka. Tetapi mandiri dalam kedaulatan daerah sebagai bagian dari NKRI dan sebagai sesama anak bangsa,” tegasnya.