Insitekaltim,Samarinda – Universitas Mulawarman (Unmul) menandai prestasi gemilangnya dalam acara Matching Fund Kedaireka yang diadakan untuk memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kalimantan Timur.
Ketua Tim MF Kedaireka Julinda Romauli Manullang dengan bangga memaparkan inovasi terkini terkait komersialisasi produk daging ayam rendah kolesterol dan kandang ayam berbasis Internet of Things (IoT).
Julinda mengungkapkan bahwa daging ayam hasil inovasi mereka memiliki kandungan kolesterol yang rendah, hanya sekitar 50 hingga 55 miligram, dibandingkan dengan 100 hingga 110 miligram pada produk ayam konvensional.
Keunggulan ini diharapkan dapat menjawab kekhawatiran masyarakat, terutama mereka yang berusia 50 tahun ke atas, terhadap kandungan lemak dan kolesterol dalam daging ayam.
“Saya sendiri yang usia 50 lebih kadang-kadang makan daging ayam itu mikir, apa ini jangan-jangan kolesterolnya dan lemaknya tinggi. Nah jadi inovasinya kita di situ,” tutur Julinda di Gedung Prof Masjaya, Jumat (24/11/2023).
Proses komersialisasi produk tersebut telah berlangsung selama 4 bulan, didukung oleh dana Matching Fund Kedaireka dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Unmul menjadi salah satu dari tiga lembaga pendidikan yang berhasil lolos seleksi ketat program tersebut.
“Jadi ini hibah yang luar biasa perjuangannya, seleksinya saja sampai empat kali. Nah kita lolos itulah yang kita kerjakan,” ungkap Julinda.
Julinda juga menyampaikan bahwa penerima manfaat utama dari inovasi ini adalah sekitar 100 ibu yang tergabung dalam 10 kelompok di beberapa lokasi di Kalimantan Timur.
Ibu-ibu tersebut telah menjalani pelatihan selama empat bulan, dibimbing oleh mahasiswa sebagai fasilitator untuk memahami proses pemotongan ayam, pengolahan dan pemasaran produk, seperti bakso.
Dalam hal ini, Julinda menyoroti semangat tinggi para peserta dan menjelaskan bahwa komersialisasi ini masih dalam tahap awal, dengan penjualan secara langsung melalui promosi mulut ke mulut.
Ia berharap agar kegiatan ini tidak berhenti setelah berakhirnya dukungan dari Kemendikbud Ristek pada Desember dan mengajak pemerintah, swasta atau pihak lain untuk melirik dan mendukung kelangsungan program ini.
“Kami harap dari pemerintah, baik dari dinas atau dari swasta atau dari mana pun bisa melirik dan meneruskan keberlanjutan dari program ini,” tuturnya.
Julinda menekankan pentingnya pendidikan sebagai bagian dari komitmen Unmul untuk terus mendukung masyarakat dalam mengembangkan inovasi.
Julinda menyatakan harapannya agar produk inovasi ini dapat dinikmati oleh masyarakat lebih luas, tidak hanya di Samarinda tetapi juga dapat menjangkau seluruh Kalimantan Timur, bahkan hingga ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Meskipun perjalanan panjang masih menanti, semangat dari tim Unmul dan para peserta diharapkan dapat memotivasi pihak-pihak lain untuk turut serta dalam menjaga dan mengembangkan program ini ke depannya.
“Itu yang kami maksud dengan komersialisasi sehingga produk inovasi itu bermanfaat dan dinikmati oleh masyarakat,” tandasnya.