Insitekaltim, Samarinda – Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yang menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen menjaga alam dari ancaman kerusakan lingkungan, khususnya polusi plastik.
Dengan mengusung tema global “Hentikan Polusi Plastik”, kegiatan ini dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kaltim, Anwar Sanusi, bersama jajaran instansi pemerintah dan perwakilan perusahaan penerima penghargaan Proper.
Dalam sambutannya, Anwar Sanusi menekankan bahwa polusi plastik merupakan ancaman serius yang harus segera ditangani secara kolektif.
“Sampai sekarang, kita masih temui minuman dijual di warung-warung dengan kemasan plastik. Siapa yang membuat plastik ini? Dunia hari ini ingin menghentikan penggunaannya,” tegas Anwar di Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Jalan Gajah Mada Samarinda, Senin 23 Juni 2025.
Ia mengungkapkan bahwa timbunan sampah di Kalimantan Timur tahun 2024 mencapai 8.000 ton per tahun. Namun, dari jumlah itu, baru sekitar 42 persen yang berhasil dikelola. Menurutnya, langkah-langkah konkret harus segera diambil, termasuk sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
“Pak Gubernur, kami mohon agar menyampaikan kepada bupati dan wali kota tentang pentingnya pengelolaan sampah. Kita bahkan sudah mendapat teguran dari Menteri KLHK, terutama untuk daerah seperti Samarinda, Kutai Barat, Kutai Timur, dan Berau. Kalau tidak ditindaklanjuti, bukan tidak mungkin kepala daerah akan terseret ke ranah hukum,” ujar Anwar, mengacu pada kasus lingkungan yang pernah terjadi di Tangerang.
Anwar juga melaporkan hasil penilaian Proper 2024, di mana 278 perusahaan di Kaltim ikut dievaluasi. Hasilnya, 15 perusahaan meraih peringkat emas, 39 hijau, 184 biru, dan 40 merah.
“Kami mohon petunjuk dari Pak Gubernur, apakah perlu ada DO atau sanksi tegas. Karena perusahaan yang merah harus dibina atau diberi konsekuensi,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Rudy Mas’ud menegaskan bahwa peringatan Hari Lingkungan Hidup bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momen refleksi dan penguatan komitmen untuk melestarikan alam.
“Kegiatan ini punya nilai strategis, bukan hanya seremoni. Kita menghadapi tantangan lingkungan yang makin kompleks, dari perubahan iklim, air tanah yang makin langka, hingga hilangnya keanekaragaman hayati,” ujar Rudy.
Rudy menyampaikan bahwa Pemprov Kaltim mendukung penuh program lingkungan hidup seperti Proper dan Adiwiyata. Tahun ini, sebanyak 54 sekolah menerima penghargaan Adiwiyata, dan 18 sekolah lainnya memperpanjang status.
“Kita ingin mendidik generasi muda agar tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga kaya karakter. Mereka harus terbiasa hidup bersih, sehat, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan,” tuturnya.
Gubernur juga menyampaikan bahwa pada 3 Juli mendatang, dirinya akan mendampingi kunjungan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia ke Kaltim, termasuk melihat langsung program pelestarian ikan dan badak di wilayah ini.
“Kita akan usulkan agar pengelolaan limbah bisa dilakukan di Kaltim saja. Biaya akan lebih hemat dan kontrol lebih mudah. Kita ingin perusahaan tidak hanya mencari untung, tapi juga membawa dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” tegas Rudy.
Terhadap perusahaan yang meraih Proper merah, Rudy memberikan dorongan moral agar tidak menyerah.
“Merah bukan akhir, tapi awal untuk memperbaiki diri. Tapi kalau tidak bisa dibina, maka kami tidak segan-segan untuk mengambil tindakan tegas,” kata Rudy disambut tepuk tangan peserta.
Menutup sambutannya, Gubernur menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.
“Kaltim harus jadi pelopor pembangunan hijau yang berkelanjutan. Ini bukan pilihan, tapi kunci keberhasilan jangka panjang. Mari kita jadikan pengelolaan lingkungan sebagai strategi utama dalam membangun masa depan,” pungkasnya. (Adv/DiskominfoKaltim)
Editor: Sukri