Insitekaltim, Samarinda – Didaulat menjadi keynote speaker dalam acara International Conference on Social Politics (ICOSOP) 4 atau Konferensi Internasional Sosial Politik Ke-4 Universitas Nasional Jakarta, Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik mengungkapkan manusia telah menjadi spesies paling berpengaruh di planet ini.
“Manusia tidak dapat disangkal telah mengubah cara dunia berfungsi. Dari membentuk kembali bentang alam hingga mengubah ekosistem. Aktivitas kita telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di planet ini,” kata Akmal secara virtual dari Rumah Jabatan Gubernur Kaltim, Selasa (8/10/2024).
Pada acara yang bertajuk Zaman Antroposen; Memberdayakan Asia Masa Depan Melalui Pendekatan Interdisipliner, Pj Gubernur Akmal Malik memaparkan kegiatan manusia telah berdampak pada pemanasan global yang signifikan dan perubahan lain pada tanah, lingkungan, air, organisme dan atmosfer.
Akmal menilai, saat ini manusia berada di titik kritis. Sehingga perlu untuk mengubah tidak hanya tindakan, tetapi juga pola pikir.
“Kita harus beralih dari pola pikir konsumsi ke pola pikir keberlanjutan, dari memandang bumi sebagai sumber daya yang harus dieksploitasi menjadi mengakuinya sebagai ekosistem yang kompleks dan saling bergantung yang membutuhkan pengelolaan dan rasa hormat,” sambungnya.
Lebih lanjut Akmal memaparkan, Antroposen sendiri merupakan istilah yang menandakan dampak besar aktivitas manusia di planet ini. Pesatnya laju industrialisasi, meluasnya kawasan perkotaan dan eksploitasi sumber daya alam selama berabad-abad menyebabkan perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati dan ketimpangan sosial.
“Terhadap isu ini, saya mengusulkan untuk mengkajinya dari dua perspektif berbeda yaitu peran birokrasi di satu sisi dan fungsi inovasi sebagai katalisator di sisi lain,” usulnya.
Peran birokrasi, kata Akmal, bisa dilakukan dengan pemberdayaan birokrasi. Tata kelola yang efektif tidak hanya memerlukan pembuatan kebijakan tetapi juga penerapan strategi yang proaktif, responsif dan inklusif demi memenuhi kebutuhan unik berbagai daerah, dari kota metropolitan yang ramai di Jawa hingga pulau-pulau terpencil di Papua.
Sedangkan sebagai katalisator, inovasi lintas bidang merupakan katalisator transformasi. Dengan berinvestasi dalam pendidikan, mendorong kemajuan teknologi, pemerataan sosial, pertumbuhan ekonomi, kolaborasi lintas sektor, serta mengembangkan solusi yang mengatasi degradasi lingkungan.
Salah satu masalah yang terjadi di Indonesia dan di seluruh Asia yaitu deforestasi perlu mendapatkan perhatian khusus. Kawasan hutan yang luas telah ditebang untuk pertanian, perkebunan kelapa sawit dan pembangunan perkotaan hingga menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati dan terganggunya iklim.
Terjadi pula degradasi tanah. Praktik pertanian intensif telah menyebabkan erosi dan degradasi tanah, sehingga mengurangi produktivitas lahan.
“Pada akhirnya, melalui kolaborasi, teknologi, dan tata kelola yang berkelanjutan, birokrasi dapat memimpin upaya inovatif untuk mengurangi dampak Antroposen dan menumbuhkan ketahanan untuk masa depan,” tandasnya.
Kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) mendorong Kalimantan Timur menjadi yang terdepan dalam menghadapi dampak Antroposen. Sebab dalam upaya pembangunan ini menantang diwujudkannya visi kota berkelanjutan dengan mengutamakan keberlanjutan ekologi, sosial dan ekonomi.
Dihadapan praktisi dan akademi dari berbagai negara, seperti Jepang, Ukraina dan Malaysia, Akmal Malik dengan bangga menguraikan langkah Pemprov Kaltim yang secara aktif mempromosikan kebijakan ramah lingkungan, yang dicontohkan oleh inisiatif seperti Fasilitas Kemitraan Karbon Hutan (FCPF). Proyek ini bertujuan untuk mengurangi emisi terkait penggundulan hutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui pendekatan berbasis masyarakat.
“Melalui FCPF, Kalimantan Timur bercita-cita untuk menjadi tolak ukur pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh Asia. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun ada dampak negatif dari aktivitas manusia, perubahan positif dapat dicapai jika kita mengadopsi strategi yang tepat dan bekerja sama,” tandas Akmal.
Mewakili Rektor Universitas Nasional Jakarta El Amry Bermawi Putera, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Prof Suryono Efendi memberi sambutan pembuka konferensi tersebut.