Insitekaltim, Samarinda – Pemerintah tak bisa cuma membangun aplikasi dan sistem digital. Jika aparatur sipil negaranya (ASN) masih berpikir konvensional, semua akan jalan di tempat.
Pesan itu disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kalimantan Timur Muhammad Faisal usai mengisi ceramah umum Pelatihan Pelayanan Publik Berbasis IT di BPSDM Provinsi Kaltim, Kamis 17 Juli 2025.
“Semua ASN kita ini pintar, tapi mindset digital belum tentu dimiliki. Pemerintahan digital tidak akan lahir hanya dari layanan yang digital, manusia di dalamnya juga harus digital,” ujarnya.
Menurut Faisal, perubahan pola pikir jauh lebih krusial ketimbang hanya penguasaan alat. Sebab yang dibutuhkan bukan sekadar pegawai yang bisa mengoperasikan sistem, tapi aparatur yang punya pola pikir kolaboratif, adaptif dan terbuka pada inovasi.
“Kalau mindset-nya belum digital, ujung-ujungnya sistem yang canggih pun tetap dikerjakan manual. Itu yang kita hindari.”
Pelatihan ini menjadi salah satu dari tiga agenda strategis yang digelar serentak oleh BPSDM Provinsi Kaltim. Selain pelatihan pelayanan publik berbasis IT angkatan pertama, ada juga pelatihan kaji cepat bencana, serta pelatihan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Faisal juga mengingatkan tantangan besar dalam transformasi digital birokrasi yaitu struktur piramida pemerintahan. Menurutnya, perubahan harus dimulai dari pucuk pimpinan.
“Kalau pimpinan belum digital, jangan harap bawahnya bisa ikut. Tapi kalau yang di atas sudah terbuka, saya yakin semuanya akan bergerak,” tegasnya.
Ia menyinggung pula soal literasi digital masyarakat yang masih rendah. Dalam konteks ini, munculnya ancaman seperti pornografi dan judi online juga perlu diwaspadai.
“Pengguna internet kita makin tinggi, tapi kalau tidak diimbangi literasi, ya yang diakses malah konten negatif. Ini PR bersama,” katanya.
Dari sisi kesiapan infrastruktur dan anggaran, Faisal menilai Kaltim cukup kuat untuk masuk ke era digitalisasi. Namun ia menyoroti satu hal penting yang masih jadi ganjalan.
“Masalahnya bukan lagi alat atau dana. Tapi mau tidak kita berubah, sekarang tinggal kemauan. Kalau ada leadership yang kuat dan kompak dari atas sampai bawah, saya yakin pemerintahan digital di Kaltim bisa terwujud,” ujarnya yakin.
Faisal berharap, pelatihan seperti ini bisa mendorong tumbuhnya kesadaran digital dari dalam diri ASN, bukan sekadar mengikuti sistem.
“Apalagi peserta kali ini banyak yang usianya 30–40an, generasi yang sudah akrab dengan teknologi. Tinggal dibangun semangat dan mindset saja. Jadi ASN digital itu harus bisa kolaborasi, nggak bisa jalan sendiri,” ucapnya. (Adv/Diskominfokaltim)
Editor: Sukri