Insitekaltim, Samarinda – Gelora Kadrie Oening di Samarinda menjadi arena pertarungan 200 atlet kurash terbaik dari 20 provinsi pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kurash 2025 yang digelar 17–20 Juni 2025.
Kejurnas ini mempertandingkan tiga kategori, yaitu senior, junior, dan kadet, dan menjadi bagian dari agenda nasional yang lebih besar menuju prestasi internasional.
Sapto Setyo Pramono, Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) sekaligus Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Kurash Seluruh Indonesia (Ferkushi) Kaltim, menilai kejuaraan ini bukan hanya kompetisi, tetapi juga bagian dari misi besar mengangkat nama Kaltim di kancah nasional dan internasional.
“Kalau saya secara pribadi, sebagai pecinta organisasi, saya bangga kurash bisa membawa marwah Kalimantan Timur. Ini bagian dari sejarah, dan kita targetkan emas. Ini kebanggaan kita semua,” ujar Sapto.
Ia menambahkan, dari total 25 provinsi yang terdaftar, sebanyak 20 provinsi hadir langsung di Samarinda, dengan jumlah peserta mencapai 187 atlet. Khusus dari Kalimantan Timur, sebanyak 36 atlet akan bertanding di berbagai kelas.
“Di sinilah kita bisa ukur sejauh mana pembinaan kita. Ini bukan sekadar kompetisi, tapi proses pembibitan, jenjang pembinaan jangka panjang,” lanjutnya.
Sebagai wakil rakyat yang juga aktif dalam organisasi olahraga, Sapto menegaskan pentingnya dukungan semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan DPRD, untuk menjadikan Kurash sebagai cabang olahraga unggulan di Kaltim.
“Saya mengimbau agar Kejurnas ini kita jalani dengan fair dan maksimal. Kalau bisa, kita harus jadi juara umum. Ini momentum untuk mengukur dan memperkuat posisi Kalimantan Timur di level nasional,” tegasnya.
Sehari sebelumnya, Sapto juga telah resmi dilantik sebagai Ketua Ferkushi Kaltim periode 2024–2028 oleh Ketua Umum PB Ferkushi, Mayjen TNI (Purn) Teuku Abdul Hafil Fuddin, dalam acara pelantikan dan Rakernas Ferkushi di Hotel Mercure Samarinda.
Ia memastikan setelah Kejurnas ini, langkah pembinaan akan dilanjutkan secara sistematis, termasuk mendatangkan pelatih internasional dari Uzbekistan untuk melatih atlet-atlet Kaltim secara intensif selama dua bulan ke depan.
“Kami sudah siapkan rencana mendatangkan pelatih langsung ke sini. Lebih efisien dan berdampak langsung pada teknik bertanding atlet. Ini bentuk keseriusan kami dalam menatap PON dan ajang internasional,” ungkap Sapto.
Selain menjadi ajang adu gengsi antarprovinsi, Kejurnas ini juga menjadi ajang seleksi nasional untuk menghadapi Kejuaraan Asia 2025 di Cheong Ju, Korea Selatan, serta persiapan menuju Kusea Kurash Championship di Lombok, dan Asian Games 2026. Lebih dari itu, Kejurnas Kurash 2025 juga menjadi tolak ukur kesiapan menuju PON 2028.
Dukungan dari DPRD Kaltim dalam ajang ini menjadi bukti kolaborasi antara legislatif dan pengurus cabang olahraga. Bagi Sapto, keberhasilan olahraga daerah bukan hanya hasil dari kerja satu pihak, tetapi dari kekompakan seluruh elemen pembangunan, termasuk peran kebijakan dan anggaran dari parlemen daerah.
“Olahraga juga butuh keberpihakan politik. Dengan sinergi yang kuat, Kurash Kaltim bisa naik kelas dan menjadi lumbung prestasi baru untuk Benua Etam,” tutupnya.