Insitekaltim, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim mulai membidik pengembangan ekshibisi dan festival kreatif sebagai daya tarik baru dalam sektor pariwisata. Langkah ini dinilai penting untuk memperkaya alternatif wisata berbasis budaya, seni, dan kreativitas lokal, yang dinilai semakin diminati wisatawan, terutama generasi muda.

Kepala Dispar Kaltim Ririn Sari Dewi mengatakan bahwa tren wisata saat ini mengarah pada pencarian pengalaman otentik, bukan semata destinasi fisik. Oleh karena itu, Dispar Kaltim tengah mendorong pelaku ekonomi kreatif (ekraf) untuk bersinergi menciptakan produk-produk wisata berbasis event, seperti festival musik etnik, pameran kriya, parade busana lokal, hingga wisata belajar kerajinan khas daerah.
“Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan wisata alam. Kaltim butuh terobosan dengan memperkuat wisata berbasis kreativitas dan budaya lokal, seperti festival dan ekshibisi yang punya daya tarik tersendiri,” ujar Ririn dalam Forum Bincang-Bincang Pariwisata I 2025 di 29 Coffee and Eatery, Samarinda, Rabu 4 Juni 2025.
Ririn mencontohkan sejumlah daerah yang telah berhasil mengangkat event kreatif sebagai magnet wisatawan. Menurutnya, Kaltim juga memiliki modal kuat untuk mengembangkan hal serupa, dengan keberadaan komunitas seni, pelaku UMKM, dan subsektor ekraf yang cukup beragam.
“Selama ini pelaku ekraf berjalan sendiri-sendiri. Melalui pendekatan ekosistem dan kolaborasi, mereka bisa saling memperkuat. Inilah peran yang coba diisi Creative Hub,” tambahnya.
Dispar Kaltim dalam dua tahun terakhir telah menginisiasi kehadiran Creative Hub sebagai ruang kolaborasi lintas sektor. Creative Hub tidak hanya menjadi tempat pameran produk lokal, tapi juga berfungsi sebagai ruang kerja bersama (co-working space), laboratorium kreatif, hingga studio produksi konten. Fasilitas ini telah tersedia di beberapa kota seperti Samarinda dan Balikpapan, dan akan terus diperluas.
“Creative Hub ini rumah bersama. Di sini, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif bisa berdiskusi, merancang event bersama, sampai membuat produk kolaboratif,” jelasnya.
Ririn juga menekankan pentingnya pendampingan agar event yang digelar benar-benar memiliki standar tinggi dan daya tarik yang kuat. Karena itu, pihaknya membuka kemitraan dengan kampus, kurator seni, dan event organizer profesional untuk mendampingi pelaku lokal.
“Kita ingin produk kreatif dan festival yang lahir dari daerah ini bukan hanya indah dilihat, tapi juga layak jual, punya daya saing tinggi, dan bisa membawa nama Kaltim ke tingkat nasional,” ucapnya.
Salah satu target Dispar Kaltim tahun ini adalah mendorong agar setiap kabupaten/kota dapat memiliki event unggulan berbasis kekuatan lokal yang rutin digelar, sekaligus masuk kalender event pariwisata provinsi.
Selain mengangkat potensi seni budaya, strategi ini dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat secara langsung, terutama pelaku usaha kecil, seniman, hingga pengelola desa wisata.
“Bayangkan dampaknya kalau satu festival bisa menarik ribuan orang, lalu ada kuliner lokal, kriya, dan pertunjukan yang digelar. Ini bukan hanya promosi budaya, tapi juga menggerakkan ekonomi warga,” pungkas Ririn. (Adv/DiskominfoKaltim)
Editor: Sukri