Insitekaltim, Samarinda — Upaya meningkatkan literasi digital masyarakat terus digencarkan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalimantan Timur (Kaltim).
Melihat semakin masifnya peredaran informasi palsu di media sosial, Diskominfo Kaltim memperluas jangkauan sosialisasi antihoaks ke berbagai institusi pendidikan di daerah. Hal itu disampaikan Penelaah Teknis Kebijakan Diskominfo Kaltim Dafa Ezra.
Ia mengatakan bahwa edukasi tersebut berlangsung secara berkelanjutan dalam beberapa bulan terakhir. Intensitas sosialisasi pun ditingkatkan karena pelajar dan mahasiswa dinilai sebagai kelompok yang rawan terpapar misinformasi.
“Kami melakukan sosialisasi anti hoaks beberapa bulan ini mungkin sudah sampai lima sampai enam kali di sekolah dan kampus,” tuturnya pada Kamis, 20 November 2025.
Kata dia, kegiatan terbaru dilakukan di sejumlah sekolah dan perguruan tinggi di berbagai wilayah Kaltim. Salah satunya adalah Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda (UINSI).
“Kemarin terakhir di antaranya di UINSI, SMA 12 Balikpapan, SMA 5 Samarinda, SMA 2 Tenggarong,” ucapnya.
Setiap kunjungan berfokus pada peningkatan pemahaman siswa dan mahasiswa mengenai cara memverifikasi informasi serta mengenali pola penyebaran hoaks.
Tak hanya menyasar wilayah perkotaan, Diskominfo Kaltim juga memperluas cakupan kegiatan ini hingga ke seluruh kabupaten dan kota. Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan edukasi keamanan digital dapat diterima secara merata oleh masyarakat di berbagai daerah.
“Di semua kabupaten kota kami melakukan sosialisasi tentang aman digital, tentang hoaks,” kata Dafa.
Ia menilai pendekatan langsung ke sekolah dan kampus menjadi salah satu metode paling efektif dalam mencegah penyebaran kabar bohong. Karena itu, pendidikan mengenai literasi digital dan kehati-hatian dalam mengonsumsi informasi selalu ditekankan dalam setiap agenda sosialisasi.
“Itu salah satu bentuk pencegahan dari cyber crime dan hoaks” ujarnya.
Terakhir pihak Diskominfo Kaltim berkomitmen menjaga ruang digital agar tetap sehat terutama dengan menumbuhkan budaya kritis dalam menerima informasi.
“Program sosialisasi antihoaks ini diproyeksikan berjalan sepanjang tahun sebagai langkah antisipatif menghadapi dinamika informasi yang semakin cepat dan kompleks,” pungkasnya.

