Reporter : Angel – Editor : Redaksi
Insitekaltim, Bontang – Basri Rase dan Neni Moerniaeni sama-sama berjanji akan menuntaskan masalah banjir di Kota Bontang. Dua calon wali kota Bontang itu memaparkan gagasan tentang solusi untuk banjir dalam Debat Pilkada Kota Bontang tahap kedua di Hotel Mercure Samarinda, pada Rabu malam (18/11/2020).
Basri Rase dan Neni Moerniaeni menyoroti persoalan banjir saat menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh panelis debat tersebut.
Pasangan calon Neni Moerniaeni dan Joni Muslim, yang mendapat giliran bicara terlebih dahulu, menilai banjir merupakan persoalan serius.
Menurut dia, salah satu permasalahan banjir adalah aktivitas di hulu sungai oleh karena itu pihaknya akan mendorong gubernur Kaltim untuk membangun Bendungan Pengendalian Banjir(Bendali) Suka Rahmat.
“Satu program yang berkelanjutan adalah penanggulangan banjir di mana kami mendorong Bapak Gubernur untuk membangun Bendali Suka Rahmat. Contoh banjir di Bontang sekitar tahun 2018. Banjirnya sangat besar. Kita mendapat banjir kiriman dari Kutai Timur dan Kutai Kartanegara,” kata Neni dalam pemaparannya.
Dia juga berpendapat dengan adanya banjir di Kota Bontang dapat berimbas kepada ekonomi masyarakat.
“Karena banjir ini bisa mengacaukan ekonomi masyarakat, banjir juga bisa menyebabkan penyakit yang sangat luar, biasa” ucapnya.
Sejalan dengan koleganya, Joni Muslim berkomitmen bahwa pihaknya akan membangun folder di tiga titik, yaitu Tanjung Laut, Bontang Kuala dan Danau Kanaan. Tidak hanya itu, pihaknya akan turut serta melaksanakan gerakan kali bersih setiap hari Jumat.
“Kami juga akan memberikan penyuluhan kepada masyarakat Bontang untuk tidak membuang sampah ke selokan. Ke depan kami punya program setiap Jumat, yakni Kali Bersih,” jelasnya.
Sementara itu calon wali kota nomor urut 1 Basri Rase berjanji akan merampungkan persoalan banjir selama tiga tahun jika dia terpilih menjabat sebagai wali kota Bontang nanti.
Menurut Basri penanganan banjir tidak cukup hanya dengan revitalisasi, pentingnya membendung sungai Bontang. Selain itu membangun empat sampai lima folder di titik rawan banjir, di antaranya HM Ardans (Pisangan), Kelurahan Tanjung Laut, Kanaan, Rawa Indah, Guntung, dan Telihan.
“Kalau banjir masuk ke sungai akan berimbas pendangkalan. Jadi fokusnya ialah pengendalian banjir itu sendiri bagaimana membendung sungai yang ada di Kota Bontang dan membangun polder,” terangnya.
Pihaknya juga akan bekerja sama dengan pihak terkait untuk menuntaskan permasalahan banjir, dan memaksimalkan sebaik mungkin anggaran 10 persen yang berasal dari APBD guna menyelesaikan permasalah banjir Kota Bontang.