Insitekaltim, Samarinda – Di panggung debat publik terakhir Pilkada Samarinda 2024, yang digelar megah di Grand Studio Metro TV Jakarta, Kamis (21/11/2024) pertanyaan tajam meluncur, memantik diskusi soal masa depan ekonomi kreatif di Kota Tepian.
Di tengah sorotan kamera dan sorak penonton, pasangan calon nomor urut dua, Andi Harun dan Saefuddin Zuhri, tampil percaya diri dengan visi mereka.
Dengan nada tegas, Andi Harun menjawab tantangan tentang bagaimana mendorong potensi generasi Z dalam ekonomi kreatif. “Ekonomi kreatif tumbuh pesat, tapi kita butuh fondasi yang kokoh agar ini tidak hanya jadi euforia sesaat. Kami siap membangun generasi kreatif yang tidak hanya adaptif, tapi juga jadi pemain utama di tingkat nasional,” ujarnya.
Pertanyaan debat mengungkap fakta menarik: industri konten kreator di Indonesia kini bernilai Rp7 triliun dan diproyeksikan tumbuh lima kali lipat pada 2027. Gen Z, yang sejak kecil akrab dengan teknologi, menjadi ujung tombak. Namun, pertanyaannya: bagaimana memastikan talenta mereka terasah dan tersalurkan untuk membuka peluang kerja baru?
Andi Harun menawarkan solusi konkret. “Kami memulai dari dasar: pendidikan coding sejak sekolah dasar. Anak-anak Samarinda harus siap menghadapi teknologi masa depan tanpa rasa gagap. Ini bukan hanya tentang keterampilan, tapi juga keberanian menciptakan inovasi,” paparnya penuh semangat.
Dalam jawabannya, Andi Harun memperkenalkan Samarinda Youth Creative Hub, sebuah pusat inovasi yang ia sebut sebagai “kawah candradimuka” generasi kreatif Samarinda. Tempat ini dirancang untuk mengumpulkan para konten kreator, pelaku ekonomi kreatif dan UMKM di satu wadah kolaborasi.
“Di sini, mereka tidak hanya berkumpul. Kami akan memberikan pelatihan, mentoring, hingga akses ke narasumber bersertifikasi dan berkualitas tinggi. Tujuan kami jelas: menciptakan pelaku ekonomi kreatif yang tidak hanya bertahan, tapi juga memimpin pasar nasional,” tegas Andi Harun.
Selain itu, ia memastikan bahwa riset berkelanjutan terhadap ekonomi GIG (ekonomi berbasis pekerjaan digital) akan terus didorong agar para pelaku tidak punah akibat perkembangan zaman.
Andi Harun juga menyinggung pentingnya membangun konten berkualitas tinggi. “Kami tidak ingin anak-anak Samarinda hanya memproduksi konten biasa-biasa saja. Dengan pelatihan dan fasilitas yang memadai, mereka akan mampu menciptakan karya yang high level, bahkan menjadi pemain global,” katanya optimisme.
Komitmen pasangan ini tak hanya soal visi besar, tapi juga eksekusi yang terukur. Dengan dukungan balai latihan kerja Kementerian Tenaga Kerja yang sudah ada di Samarinda, mereka yakin bisa melahirkan generasi kreatif yang tangguh.
Debat pamungkas ini tak hanya menjadi ajang penyampaian gagasan, tetapi juga momen pembuktian bahwa masa depan Samarinda sedang dipertaruhkan. Jika visi Andi Harun terealisasi, bukan tidak mungkin Samarinda akan menjelma sebagai pusat kreativitas di Kalimantan, bahkan Indonesia.
“Ekonomi kreatif adalah jalan untuk membuka lapangan kerja baru, menggerakkan inovasi dan membangun masa depan Samarinda. Kami akan memastikan ini tidak sekadar wacana, tapi benar-benar menjadi kenyataan,” tutup Andi Harun.
Panggung debat telah usai, tapi janji besar ini masih terngiang di benak publik Samarinda. Kini, bola ada di tangan mereka untuk memilih masa depan Kota Tepian.