Insitekaltim, Samarinda— Di tengah lingkungan yang kala itu minim pilihan camilan, Rahma melihat peluang yang jarang dilirik orang lain. Berangkat dari kegemaran ngemil dan naluri berdagang yang sudah ia miliki, perempuan ini memberanikan diri memulai usaha camilan rumahan sejak 2018. Ketiadaan pesaing di sekitarnya menjadi keyakinan awal bahwa langkah tersebut patut dicoba.
Mengenang masa-masa awal merintis usaha, Rahma bercerita produk pertama yang ia tawarkan adalah kebab kilo. Jenis camilan ini saat itu masih terbilang langka di lingkungannya. Inovasi sederhana tersebut justru mampu menarik perhatian warga dan perlahan menghadirkan pelanggan setia.
“Selain suka berdagang, saya memang hobi ngemil. Jadi saya tahu kira-kira camilan apa yang bisa diminati,” ujar Rahma Sabtu, 13 Desember 2025.
Perjalanan membangun usaha tentu tidak selalu berjalan mulus. Rahma harus bergelut dengan keterbatasan modal dan rasa ragu untuk memulai usaha secara mandiri. Namun, dukungan penuh dari mama mertuanya menjadi suntikan semangat yang membuatnya tetap bertahan dan terus melangkah.
“Tantangannya ya soal modal, saya juga awalnya belum berani. Tapi didukung mama mertua, alhamdulillah usaha ini bisa berkembang,” tambahnya.
Berkaca dari pengalaman, Rahma menilai usaha camilan masih memiliki prospek yang menjanjikan, terutama jika dikelola dengan konsisten. Ia meyakini bahwa kualitas rasa, porsi yang pas, serta mental yang kuat menjadi kunci utama agar usaha kuliner rumahan mampu bertahan di tengah persaingan.
Tak ingin berhenti pada satu jenis usaha, Rahma kini mulai merancang pengembangan bisnis dengan menambah lini penjualan sembako. Langkah tersebut diharapkannya dapat memperluas jangkauan pelanggan sekaligus membuka peluang pendapatan baru.
Menanggapi perubahan tren belanja masyarakat, Rahma mengaku hal tersebut tidak terlalu berdampak signifikan pada usahanya. Dalam sehari, omzet penjualan camilannya bisa mencapai Rp600 ribu hingga Rp700 ribu.
“Saya cuma mengikuti apa maunya pelanggan,” tutupnya.

