Insitekaltim,Samarinda – Hari Raya Idulfitri 1445 H telah tiba. Suka cita nampak jelas dari raut wajah para muslim yang membanjiri tiap sudut kota untuk bersilaturahmi.
Sebagian pelaku usaha bahkan rela menutup dagangannya demi menyambangi sanak saudara dan teman-teman mereka guna menyambung kembali tali persaudaraan.
Pertemuan tersebut juga menjadi kegiatan untuk saling memaafkan atas khilaf yang dilakukan. Momentum Idulfitri dimanfaatkan seorang muslim untuk meminta rido atas tindakan yang pernah dilakukan kepada sesama sebagai manusia biasa.
Namun luput dari pandangan di tengah suka cita itu, ada beberapa muslim yang tidak menunjukkan raut serupa. Di beberapa tempat, terdapat pedagang yang lebih memilih buka ketimbang merayakan hari kemenangan.
Berbagai alasan diutarakan, salah satu pedagang toko kelontong bernama Tikah (43) yang tinggal di Samarinda Seberang menyebutkan bahwa ia tidak lagi begitu sehat untuk berkeliling mengunjungi rumah sanak saudaranya.
Ia membuka tokonya sembari menerima tamu yang mengunjungi rumahnya. Kala itu ia menjual sebotol minuman dingin kepada seorang pemuda yang sedang berkunjung ke rumah tetangganya.
Walau terlihat menyedihkan, Tikah merasa hal ini tetap patut disyukuri karena ia masih bisa merayakan Hari Raya Idulfitri bersama keluarga terdekatnya yang mau berkunjung ke rumah sekaligus warungnya.
“Tidak apa-apa, begini sudah bersyukur juga, bisa terima tamu sekalian jualin orang,” ujar Tikah, Rabu (10/4/2024).

Di sisi lain, Sri (36) seorang ibu rumah tangga sekaligus pemilik toko pengisian pulsa menyampaikan bahwa dirinya tetap membuka toko karena tidak pulang kampung. Alasannya karena tahun lalu sudah berkunjung dan harga tiket pulang pergi terbilang mahal.
“Kemarin (tahun lalu) sudah pulang, kalau tahun ini pulang lagi mahal tiketnya, sendiri saja mahal, apalagi sekeluarga,” jelasnya.
Kendati demikian ia tidak begitu bersedih karena bisa menghabiskan waktu bersama suami dan anak-anaknya. Kemudian dirinya masih bisa bertandang ke rumah teman-temannya yang berada di Samarinda.
“Main-main ke rumah teman, tetangga, jadi tidak sedih-sedih amat,” jawab Sri dengan santai.