Insitekaltim, Samarinda – Debat Publik Pertama Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubenur (Cawagub) Kalimantan Timur (Kaltim), kedua pasangan calon (paslon) mendapatkan pertanyaan terkait cara mengatasi masalah teknologi dan digital bagi daerah tertinggal yang belum mendapatkan akses secara merata.
Cawagub Kaltim nomor urut dua Seno Aji menyampaikan adanya program Gratispol, di mana dalam program ini ada pemberian bantuan wi-fi gratis ke seluruh desa yang ada di 10 kabupaten/kota se-Kaltim.
Digitalisasi yang merata ini akan mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) di Kaltim. Untuk itu, program Gratispol hadir guna membawa perubahan Kaltim menuju digitalisasi.
“Kita ada memberikan pelayanan gratis wi-fi di setiap desa, program ini akan menunjang digitalisasi desa dan akan meningkatkan SDM dan semua bisa mengakses internet. Ini akan kami lakukan,”ucapnya di Plenary Hall Sempaja, Samarinda, Kaltim, Rabu malam (23/10/2024).
Sementara itu, Cawagub Kaltim nomor urut satu Hadi Mulyadi diberikan kesempatan pertama untuk menjawab. Dirinya menyampaikan betapa pentingnya teknologi dan digitalisasi saat ini bagi perkembangan suatu daerah.
Ia menyebutkan selama masih menjabat Wakil Gubernur Kaltim periode 2018-2023, sudah pernah bersurat ke Kementerian Komunikasi dan Informatika, untuk memaksimalkan pemerataan akses internet ke seluruh wilayah.
“Terkait masalah digital, kami sudah bersurat ke Kominfo,” ujarnya.
Tetapi, Hadi mengungkapkan adanya kasus korupsi pembangunan menara BTS 4G dan infrastruktur pendukung 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti di Kominfo pada November 2023 lalu, mengakibatkan sulitnya pemerataan internet terealisasi di seluruh pelosok Kaltim.
“Tapi terjadi korupsi besar-besaran, maka tidak terpenuhi,” ungkapnya.
Hadi berjanji di periode berikutnya apabila dirinya bersama Isran Noor terpilih kembali, maka pihaknya akan memperjuangkan hal ini agar seluruh Kaltim mampu terdigitalisasi tanpa terkecuali.
“Kita akan perjuankan dan ini sangat penting untuk pembelajaran di Kaltim,” tutupnya.