Insitekaltim,Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) gencar melakukan upaya untuk kurangi angka stunting dengan target 12,83 persen pada 2024. Meskipun beberapa daerah telah berhasil menurunkan angka stunting, beberapa lainnya mengalami peningkatan, menimbulkan kekhawatiran.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim, Sunarto menyoroti pentingnya peran kontrasepsi sebagai alat untuk menekan laju stunting.
Dengan merinci keterkaitan antara penggunaan kontrasepsi dan stunting, Sunarto menyampaikan bahwa mencegah kehamilan dan kelahiran anak yang tidak diinginkan adalah kunci utama.
“Saat pasutri menggunakan kontrasepsi, kemungkinan kehamilan yang tidak diinginkan menjadi kecil. Ini berdampak positif terhadap laju peningkatan angka stunting di kemudian hari,” ungkap Sunarto di Swiss-Belhotel Borneo Samarinda, Jumat (1/12/2023).
BKKBN Kaltim sedang gencar menggalakkan sosialisasi penggunaan kontrasepsi, khususnya bagi ibu 4T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat jarak kelahiran, terlalu sering melahirkan). Hal ini dianggap sebagai strategi efektif untuk meminimalkan risiko stunting dengan menghindari kehamilan yang tidak direncanakan.
Meskipun demikian, Sunarto juga menekankan pentingnya pendekatan yang hati-hati dalam menerapkan kontrasepsi. Ia memahami bahwa setiap pasutri memiliki kondisi yang unik dan penggunaan kontrasepsi harus mematuhi prinsip-prinsip kesehatan dan kebutuhan pasangan tersebut.
Langkah-langkah pencegahan kehamilan dan kelahiran yang tidak diinginkan diharapkan dapat memperbaiki pemahaman orang tua terhadap tumbuh kembang anak, baik dari segi fisik maupun nutrisi.
Selain itu, menghindari kelahiran yang tidak direncanakan akan membantu orang tua untuk lebih mampu memenuhi kebutuhan anak mereka, termasuk aspek nutrisi yang esensial.
Sunarto mengajak masyarakat Kaltim, terutama di Samarinda, Balikpapan, Kutai Kartanegara, Paser, dan Kutai Barat, untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan atau kader di wilayah mereka.
Program pemberian dan pemasangan kontrasepsi yang diselenggarakan di berbagai fasilitas kesehatan (faskes) dapat diakses secara gratis, sebagai upaya konkret dalam menekan angka stunting.
“Mari ajak semua masyarakat untuk menggunakan kontrasepsi. Sudah banyak yang gratis. Di puskesmas ada, rumah sakit ada, tinggal datang, konsultasi, gratis,” pungkas Sunarto.
Upaya ini diharapkan tidak hanya menjadi langkah preventif, tetapi juga membawa perubahan positif dalam kesejahteraan masyarakat Kaltim.