Insitekaltim, Samarinda – Mahasiswa IKIP PGRI Kalimantan Timur yang mengikuti yudisium tahap pertama dinilai punya keberanian lebih. Wakil Rektor III Bidang Kerja Sama sekaligus Ketua Panitia Yudisium, Abdul Rozak Fahrudin, memberi apresiasi kepada mereka yang memilih menyelesaikan studi lebih awal dibanding rekan-rekannya.
“Biasanya yang ikut gelombang pertama ini punya mental kuat. Mereka berani ambil risiko karena belum ada banyak contoh dari angkatan sebelumnya,” ujarnya usai yudisium di Gedung IKIP PGRI Kaltim, Kamis 17 Juli 2025.
Sebanyak 68 mahasiswa dikukuhkan dalam yudisium tahap pertama tahun akademik 2024–2025. Mereka berasal dari tiga program studi, yakni Pendidikan Kepelatihan Olahraga (35 orang), Pendidikan Ekonomi (26 orang), dan Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (7 orang).
Rozak menilai mahasiswa yang lulus di awal cenderung siap secara akademik dan administratif. Meskipun harus menghadapi berbagai ketidakpastian sebagai angkatan perdana, mereka tetap mengambil langkah berani untuk lebih cepat sampai di garis akhir.
“Mereka ini berani tampil beda. Sementara teman-teman lain masih menunggu, mereka sudah menyelesaikan skripsi dan siap yudisium,” katanya.
Ia menambahkan bahwa lulusan IKIP PGRI Kaltim memiliki banyak jalur karier. Tak terbatas menjadi guru, alumni dapat mengembangkan potensi sebagai pelatih, wirausahawan, hingga profesional bidang lainnya.
“Jurusan otomotif bisa membuka bengkel atau usaha teknik. Olahraga bisa jadi pelatih. Ekonomi bisa terjun ke dunia bisnis atau bahkan media. Intinya, lulusan kami fleksibel.”
Acara yudisium ini dirangkai pula dengan pelantikan Ketua Badan Pembina Harian (BPH) IKIP PGRI Kaltim yang baru, Drs. Suwardi, M.M. Pelantikan dilakukan oleh Ketua YPLP PGRI Pusat sebagai bagian dari regenerasi struktur pengelola kampus.
Yudisium tahap kedua direncanakan berlangsung awal Agustus. Bila semua berjalan sesuai kalender akademik, maka wisuda ke-30 akan dilaksanakan pada Oktober 2025 di Hotel Bumi Senyiur Samarinda.
Rozak berharap lulusan IKIP PGRI Kaltim tetap menjaga nama baik almamater di manapun berada.
“Tugas kita bukan hanya selesai di kampus, tapi bagaimana membawa karakter positif itu ke masyarakat,” tuturnya.