
Insitekaltim,Samarinda – Plt Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Tri Dewi Virgiyanti memaparkan terkait rekomendasi prioritas daerah untuk provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kaltim 2025-2045 dan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Kaltim 2025, Kamis (2/5/2024), Dewi menyampaikan isu strategis daerah dan rekomendasi prioritas daerah untuk pembangunan Kaltim yang lebih baik.
Isu strategis pertama yang ia sampaikan terkait masih rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan tenaga kerja terampil yang berdaya saing. Maka diperlukan peningkatan SDM yang berkualitas dan berdaya saing sesuai dengan kebutuhan rencana usaha dan industrinya.
Kedua, belum optimalnya hilirisasi industri dan pengembangan sektor unggulan wilayah. Rekomendasi prioritasnya ada percepatan pengembangan kawasan industri eksisting dan baru dengan memperhatikan potensi wilayah.
“Juga diperlukan rencana pengembangan industri yang disertai penguatan infrastruktur pendukung kawasan yang terintegrasi,” jelas Dewi.
Ketiga, terkait masih terbatasnya infrastruktur dasar dan konektivitas serta aksesibilitas yang terintegrasi terhadap layanan dasar, khususnya di kabupaten Mahakam Ulu.
Maka rekomendasi prioritas daerah diperlukan percepatan pengembangan pusat-pusat kegiatan wilayah yang didukung dengan penguatan konektivitas dan aksesibilitas wilayah di Provinsi Kaltim, khususnya di kabupaten Mahakam Ulu.
Keempat, Dewi menyampaikan isu strategis daerah di mana masih belum optimalnya upaya akselerasi pengembangan super hub ekonomi Ibu Kota Nusantara (IKN), termasuk pengembangan kluster ekonomi dan pengembangan keterkaitan 3 kota, yakni IKN, Balikpapan dan Samarinda.
“Jadi diperlukan percepatan penyiapan dan pengembangan super hub ekonomi Ibu Kota Nusantara dan kerja sama antara 3 kota melalui pelibatan para pemangku kepentingan secara aktif,” katanya.
Isu strategis daerah kelima, yaitu belum optimalnya pembangunan yang memperhatikan kelestarian lingkungan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dan resilien terhadap bencana seperti banjir, kebakaran hutan dan lahan.
Rekomendasi prioritas daerahnya terhadap hal tersebut, diperlukan peningkatan pengelolaan lingkungan hidup untuk mendukung ketahanan bencana disertai keterlibatan masyarakat.
“Di sini peran masyarakat akan diperlukan karena ini menyangkut alam. Jadi lebih diperlukan kerja sama yang luas antarseluruh pihak dan termasuk masyarakat itu sendiri,” tuturnya.
Terakhir, belum optimalnya tata kelola pemerintahan yang profesional dan belum primanya pelayanan publik. Maka diperlukan peningkatan tata kelola pemerintahan dan kapasitas aparatur daerah yang fokus dalam pelayanan publik berbasis digital, disertai penguatan kerja sama antara daerah di Provinsi Kaltim, khususnya dengan IKN.
Selain dua hal penting di atas, Dewi menjelaskan dalam paparan materinya bahwa ekonomi global diperkirakan membaik pada tahun 2025 yang diyakini akan didominasi oleh negara berkembang.
“Pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2025 diperkirakan lebih baik dibanding capaian tahun 2023 dan outlook 2024. Pertumbuhan ekonomi global lebih banyak didorong oleh negara-negara emerging markets,” pungkasnya.