Insitekaltim,Samarinda – Di tengah pesatnya perkembangan media sosial, kemampuan untuk memproduksi konten video yang menarik dan efisien telah menjadi kebutuhan penting bagi individu maupun organisasi.
Dalam sesi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Podcast yang diadakan oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Penajam Paser Utara (PPU) bekerja sama dengan Infosatu.co, Pengasuh Pesantren Pramuka Khalifa Ahmad Mundzir membagikan berbagai teknik dan tips penting dalam pembuatan serta editing konten video yang efisien untuk media sosial.
Acara yang diselenggarakan di Working Space Scaffe Samarinda pada Jumat (20/9/2024) tersebut disambut dengan antusias oleh para peserta.
Ahmad Mundzir menekankan pentingnya memanfaatkan alat-alat modern untuk memudahkan proses pembuatan konten video. Dalam sesi tersebut, ia memperkenalkan beberapa tools penting seperti Canva, ChatGPT dan Capcut yang dapat digunakan untuk menciptakan konten video yang menarik dan efisien.
“Dalam proses produksi, kita harus menggabungkan suara dan gambar dengan harmoni yang tepat,” jelas pria yang juga sudah bertahun-tahun berkecimpung dalam dunia jurnalistik itu.
Canva digunakan untuk mendesain visual yang menarik, ChatGPT membantu dalam penulisan naskah atau narasi video, sementara Capcut menjadi alat andalan dalam melakukan editing video secara cepat dan efisien. Kombinasi dari ketiga alat ini dapat membantu konten kreator, termasuk tim media sosial Bapenda PPU, untuk menghasilkan konten berkualitas tinggi untuk platform seperti TikTok, Instagram dan YouTube.
Mundzir membagikan tahapan penting dalam proses pembuatan konten video, mulai dari ide awal hingga proses editing. Langkah pertama adalah menentukan tujuan konten, apakah untuk memberikan informasi, hiburan, atau promosi. Setelah itu, narasi atau skrip harus disusun dengan jelas dan menarik perhatian audiens. Proses pembuatan visual dan audio pun harus diatur dengan baik, termasuk pemilihan musik yang sesuai.
“Penggunaan Canva sangat membantu dalam mendesain elemen visual, sedangkan narasi bisa dibuat dengan bantuan ChatGPT. Setelah semuanya siap, Capcut bisa digunakan untuk menyatukan elemen-elemen tersebut menjadi satu video yang utuh dan menarik,” tambahnya.
Salah satu hal menarik yang disampaikan oleh Mundzir adalah mengenai penggunaan AI dalam produksi konten. Ia menjelaskan bahwa alat seperti ChatGPT memiliki kelebihan dalam membantu proses kreatif, namun juga menekankan pentingnya kreativitas manusia.
“ChatGPT itu hanya alat. Keluarnya tergantung bagaimana kita menggunakannya. Jika digunakan secara kreatif, maka hasilnya juga akan kreatif,” ujarnya.
Namun demikian, Mundzir juga mengingatkan peserta untuk tidak sepenuhnya bergantung pada alat AI. Verifikasi dan pengecekan manual tetap penting untuk memastikan orisinalitas dan akurasi konten yang dihasilkan.
Selama sesi pelatihan, peserta diberikan kesempatan untuk langsung mempraktikkan teknik-teknik yang telah dipelajari. Mulai dari pengembangan ide, penulisan naskah, hingga editing video menggunakan Capcut. Para peserta terlihat antusias mencoba berbagai teknik yang diajarkan dan menghasilkan konten video mereka sendiri.
Mundzir berharap dengan adanya pelatihan ini, peserta dapat lebih percaya diri dan produktif dalam menciptakan konten video yang relevan, menarik dan efektif untuk media sosial.
“Konten video yang baik dapat menjadi alat komunikasi yang sangat kuat, terutama di era digital saat ini,” tutupnya.