Insitekaltim,Sangatta – Kabupaten Kutai Timur melaksanakan Pengembangan dan Evaluasi District Public Private Mix (DPPM) Tuberculosis (TBC) di Hotel Royal Victoria pada Kamis (16/11/2023). Acara ini merupakan inisiatif Provinsi Kalimantan Timur untuk membentuk DPPM di seluruh kabupaten.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Bahrani mengungkap tujuan utama DPPM adalah melibatkan semua pihak dengan cepat dan membentuk jejaring untuk bersama-sama mengatasi permasalahan TBC yang semakin meresahkan.
Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia setelah India dalam jumlah kasus TBC, dengan 960 ribu penduduk terinfeksi dan 93 ribu meninggal setiap tahunnya. Bahrani menyoroti pentingnya kesadaran akan karakteristik penyakit yang memerlukan perhatian jangka panjang.
“Karena penyakitnya hari ini sakit, nanti mungkin meninggalnya 3 sampai 4 tahun ke depan, jadi kadang-kadang kita lengah,” ungkapnya.
Indonesia menargetkan eliminasi pada 2030, yakni 65 ribu kasus kejadian dan 6 ribu kasus kematian pada tahun 2030. Langkah-langkah proaktif menjadi kunci untuk mencapainya.
Selanjutnya, Bahrani mengucapkan terima kasih kepada Bupati Kutai Timur atas dukungannya. Bahrani menegaskan bahwa ini adalah tanggung jawab bersama untuk mengentaskan TBC, dan keberhasilan acara ini sangat penting dalam perjalanan eliminasi penyakit tersebut.
“Harapannya semua klinik, baik rumah sakit swasta maupun negeri, terus mencatat dan melaporkan agar kinerja kita terlihat. Jadi, kita bisa memonitor angka kejadian, berapa yang sudah ditemui, diobati dan berapa yang sukses sembuh di Kutai Timur,” tambah Bahrani.
Bahrani mengungkap di Kutai Timur yang paling mencolok terkena TBC itu anak-anak. Oleh karena itu, ia menekankan urgensi bersama untuk mengeroyok TBC, mengingat target-target sebelumnya dari 2010 hingga 2020 belum tercapai.