Insitekaltim,Sangatta – Faktor SDM menjadi sebab utama keterlambatan penyerapan anggaran Kabupaten Kutim yang saat ini baru 26 persen di triwulan ketiga.
Wakil Ketua II DPRD Kutim Arfan menyebutkan kemungkinan besar hal ini terjadi mengingat saat sekarang merupakan masa transisi dari sistem informasi manajemen daerah (Simda) ke sistem informasi pembangunan daerah (SIPD).
Adapun SIPD menjadi tools penting dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan di daerah, terutama dalam hal ketersediaan data yang valid untuk analisis perencanaan pemetaan dan pembangunan daerah.
Namun dalam penerapannya terdapat nomenklatur yang harus disesuaikan kembali yang menjadi kendala bagi aparatur daerah.
“SDM bisa pengaruh karena sekarang masa transisi dari sebelumnya menggunakan Simda sekarang menggunakan SIPD sehingga banyak hal yang harus dipelajari lagi,” kata Arfan kepada Insitekaltim di Hotel Viktoria Sangatta, Selasa (8/8/2023).
Meski masih dalam proses peningkatan kualitas sumber daya aparatur daerah, Arfan menyakini Pemkab Kutim dapat menyerap APBD murni Kutim 2023 dengan maksimal.
Tentu ini dilihat dari pergerakan organisasi perangkat daerah (OPD) dalam program kerja yang sekarang sudah mulai terlihat.
“Saya yakin bisa maksimal,” ujarnya.
Sementara itu disinggung terkait, proyeksi APBD-P Kutim 2023 sebesar Rp9 triliun, politikus dari Partai Nasdem ini mengatakan bahwa itu merupakan pencapaian anggaran yang luar biasa.
Karena itu diharapkan dengan waktu kian singkat ini, Pemkab Kutim diharapkan bisa melaksanakan pembangunan yang menyentuh langsung ke masyarakat guna mewujudkan kesejahteraan yang diimpikan banyak orang.
“Kita optimis jangan ada Silpa, kalau pun ada jangan besar,” tandasnya.