
Insitekaltim,Samarinda – Penjabat Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik menyebutkan bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan kendala terberat yang dialami dalam penanganan stunting.
“Meskipun sarana dan prasarana, program dan kegiatan sudah terbangun, namun jika manusianya tidak memiliki komitmen yang kuat terhadap penurunan stunting, maka hal itu akan percuma,” tegas Akmal pada Kamis (4/4/2024) di Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Timur, di kawasan Jalan MT Haryono Samarinda.

Pj Gubernur Akmal Malik hadir ke Kantor Perwakilan BKKBN Kaltim dalam rangka meresmikan Studio Podcast Mekes (Mari Edukasi Keluarga Cegah Stunting) sekaligus menjadi narasumber episode pertama Podcast Mekes dengan tema “Kampanye percepatan penurunan stunting melalui pengembangan media digital” yang dilakukan secara off air.
Menurutnya ini menjadi langkah yang baik dari Perwakilan BKKBN Kaltim menghadirkan Podcast Mekes melalui kanal youtube sebagai sarana penyedia informasi mengenai stunting yang ditujukan kepada generasi Z dan generasi Y.
“Ini langkah yang baik, karena sudah memahami sasaran. Semoga bisa menggugah kader di akar rumput, pengusaha dan seluruh pemangku kepentingan,” pujinya.
Kolaborasi aktif, lanjutnya, dapat berdampak besar bagi percepatan penurunan stunting di Kaltim. Terutama generasi Z yang jumlahnya mencapai sekitar 56 persen dari total penduduk Kaltim.
“Sudah bagus ini, jajaran Kanwil BKKBN ternyata bisa kreatif. Karena penyelesaian penurunan stunting tidak bisa hanya dilakukan dengan cara-cara biasa,” kata Akmal.
Ia mengharapkan melalui podcast tersebut dapat menghasilkan tercapainya tujuan dimana informasi tentang stunting tersampaikan dengan baik kepada khususnya generasi Z dan generasi Y yang mendominasi persentase jumlah penduduk di Kaltim.
Akmal menyebutkan prevalensi stunting Kaltim pada 2023 adalah 22,9 persen atau mengalami penurunan sebanyak 1 persen dari tahun 2022 (23,9 persen). Namun angka tersebut masih lepas dari target dikisaran 16-20 persen.