Insitekaltim,Bontang – Anggota Komisi I DPRD Kota Bontang Adrof Dita menekankan pentingnya peningkatan program posyandu sebagai langkah strategis untuk mengentaskan masalah stunting di kota ini.
“Kita sudah merencanakan pengentasan stunting ini bersama-sama. Mungkin ke depan posyandu perlu kita tambah, agar intensitasnya lebih nyata terprogram sehingga bayi dan ibu hamil bisa tertangani dengan baik,” ujar Adrof Dita, Selasa (9/7/2024) di ruang kerjanya DPRD Bontang.
Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga menilai perlu target yang lebih ketat untuk mengurangi prevalensi stunting pada balita.
“Saya kira memang harus ekstra. Target kita minimal jangan ada stunting baru. Harusnya umur lima tahun sudah selesai stuntingnya. Nah yang baru jangan sampai stunting, makanya ini yang harus terus dikuatkan,” ujar Adrof Dita.
Data terbaru dari e-PPGBM menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Kota Bontang pada tahun 2023 mencapai 19,6%, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang sebesar 22.8%. Namun, data dari SSGI dan SKI menunjukkan peningkatan prevalensi stunting dari 21% di tahun 2022 menjadi 27,4% di tahun 2023.
“Fokus utama penanganan stunting di Bontang meliputi Berbas Pantai, Guntung, Bontang Kuala dan Tanjung Laut Indah, dengan jumlah tertinggi anak stunting tercatat di kelurahan Loktuan sebanyak 253 anak,” ungkap Adrof Dita.
Adrof Dita mengingatkan pemerintah daerah, masyarakat dan sektor terkait harus terus berkoordinasi untuk mencapai tujuan ini.
“Komitmen bersama dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan gizi di posyandu, serta implementasi program-program edukasi kepada masyarakat sangatlah penting,” tandasnya.