Reporter: Iren – Editor: Redaksi
Insitekaltim, Bontang – Sejumlah pedagang di Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) Bontang mengaku pasrah dengan sepinya pengunjung.
Keluhan kali ini datang dari pedagang pakaian yang berada di lantai 3A dan 3B pasar tradisional milik Pemerintah Kota Bontang itu.
“Tidak ada pengunjung, sehari bisa dapat satu pembeli alhamdulillah sekali,” kata Baharuddin, salah seorang pedagang pakaian di lantai 3B.
Karena hal tersebut, banyak pedagang akhirnya meninggalkan lapak jualan.
“Itu di lantai 3A dari sekian banyak, sisa 8 orang saja yang masih bertahan, yang lain pada pindah bahkan ada yang sewa lapak di lantai bawah,” bebernya kepada Insitekaltim.com, Kamis (31/3/2022).
Senada dengan Baharuddin, Ina yang juga merupakan pedagang pakaian juga mengeluhkan sepinya pembeli, menurutnya sistem penyewaan lapak dimulai sejak awal operasi Pasar Tamrin.
“Ada yang sejak awal pasar ini dibuka, tapi ada juga baru beberapa bulan saja menyewa,” ungkapnya.
Lapak yang awalnya diperuntukkan bagi pedagang kuliner disewa dengan biaya Rp 500 ribu per bulan atau Rp 6 juta per tahun.
“Satu lapak itu sewanya Rp 6 juta per tahun,” ujarnya.
Dengan demikian, pemilik lapak memperoleh keuntungan besar dari retribusi yang harus disetor setiap bulannya ke pemerintah.
“Kita minta pemerintah coba tata ulang atau tetapkan sementara cukup pakai dua lantai saja, soal lantai selanjutnya bisa disesuaikan dengan berkembangnya ekonomi pasar,” tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Wali Kota Bontang Najirah mengatakan, tindakan penyewaan tersebut seharusnya tidak dilakukan, sebab pasar tradisional ini merupakan aset milik pemerintah kota.
“Kalau memang betul, seharusnya tidak. Nanti kita adakan rapat bersama Pak Wali terkait penyewaan lapak dan persoalan kurangnya pengunjung, karena kita tidak bisa tentukan putusan sendiri,” tutupnya.