
Insitekaltim, Samarinda – Penyalahgunaan narkoba dinilai menjadi ancaman paling serius bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM). Tiga pilar utama dalam pengembangan SDM yaitu kesehatan, budi pekerti, dan daya saing disebut hancur jika generasi muda terjerat narkoba.
“Seseorang yang terinfeksi narkoba, tiga aspek itu langsung hancur. Bukan sekadar tidak optimal, tapi memang tidak bisa dibangun,” ujar Abdul Rohim, Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, usai mengikuti mini soccer bersama kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Jurnalis FC Samarinda di Mini Soccer Aubry, Sabtu 26 Juli 2025.
Pernyataan tersebut merupakan respons atas ajakan Presiden PKS Al Muzzammil Yusuf untuk menjadikan pencegahan narkoba sebagai isu prioritas nasional. Rohim menyebut seruan itu sejalan dengan arah pembangunan Kota Samarinda yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
RPJMD Kota Samarinda menetapkan empat pilar utama pembangunan SDM, infrastruktur, ekonomi, dan lingkungan. Pilar SDM menempati urutan pertama karena menjadi fondasi semua aspek pembangunan lainnya.
“Kalau anak-anak muda sudah kena narkoba, kita kehilangan semuanya. Kesehatannya rusak, akhlaknya turun, dan mereka tidak punya daya saing,” lanjut politisi PKS tersebut.
Ia mengungkap banyak anak muda yang terjerumus bukan karena niat pribadi, tetapi karena lingkungan sosial yang buruk dan lemahnya pengawasan dari keluarga atau institusi pendidikan.
“Kadang anak itu pintar, sopan, tapi lingkungannya rusak. Kalau tidak ada pengawasan, bisa ikut terjerumus juga,” katanya.
Rohim menilai perlu ada pendekatan kolaboratif dalam menghadapi persoalan narkoba. Pemerintah daerah, sekolah, pesantren, komunitas, dan keluarga harus bersinergi untuk melindungi generasi muda.
Ia mendorong program pencegahan melalui kegiatan yang membangun karakter, seperti olahraga, seni, dan pendidikan nilai. Hal ini dianggap penting untuk menumbuhkan ketahanan diri anak muda dari pengaruh negatif.