Insitekaltim, Samarinda – Dua pelajar SMA Negeri 10 Samarinda, Nadine Rangga dan Astri Kirana berhasil meraih juara pertama dalam ajang riset dan inovasi daerah melalui penelitian berjudul “Eksplorasi Potensi Ekstrak Bawang Dayak sebagai Anti Kanker Melanoma melalui Kajian Bioinformatika dan Molecular Docking.”
Karya ilmiah mereka menarik perhatian karena dinilai memiliki potensi besar untuk pengembangan produk kesehatan dan kosmetik berbahan baku lokal Kalimantan Timur.
Nadine menjelaskan bahwa gagasan penelitian ini berangkat dari tingginya intensitas sinar matahari di Kalimantan, yang meningkatkan risiko kanker kulit jenis melanoma. Di sisi lain, banyak produk kosmetik yang dianggap memberikan klaim berlebihan sehingga mendorong mereka mencari bahan aktif lokal yang terbukti secara ilmiah memiliki manfaat.
“Selain itu, banyak produk kosmetik di pasaran yang over claim. Kami ingin mencari potensi bahan lokal yang benar-benar memiliki efek biologis nyata,” ujar Nadine di Aula Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim pada Rabu, 10 Desember 2025.
Mereka kemudian memilih bawang dayak, tanaman khas Kalimantan yang diketahui mengandung berbagai senyawa aktif berpotensi antikanker. Meski proses riset berlangsung sekitar 3–4 bulan, Nadine mengungkapkan mereka memerlukan waktu hingga satu tahun untuk mempelajari bioinformatika dan molecular docking.
“Tantangannya cukup besar. Kadang hasil penelitian tidak sesuai hipotesis awal sehingga kami harus mencari protein target lain dan melakukan analisis ulang,” katanya.
Dalam jangka panjang, Nadine berharap penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan produk kosmetik berbahan aktif bawang dayak.
“Bawang dayak memiliki senyawa yang terbukti berpotensi sebagai agen antikanker melanoma. Ke depan, bahan ini bisa dikembangkan menjadi produk kosmetik yang aman dan bisa dipasarkan,” jelasnya.
Meski berhasil meraih juara pertama, Nadine dan Astri mengakui bahwa riset ini masih berada dalam tahap kompetisi dan belum memiliki mitra pengembangan. Mereka berharap Pemerintah Provinsi Kaltim, BRIDA, dan BPOM dapat memberikan dukungan agar hasil penelitian dapat ditindaklanjuti secara konkret.
“Kami berharap riset ini tidak berhenti di sini. Kami butuh dukungan untuk proses pengujian seperti pH, viskositas, dan uji keamanan lainnya agar produk berbahan bawang dayak ini benar-benar bisa digunakan masyarakat,” tutup Nadine.
Penelitian ini menjadi contoh bagaimana inovasi pelajar Kaltim mampu berkontribusi pada pengembangan produk lokal berbasis sains dan teknologi.

