Insitekaltim, Samarinda – Wakil Gubernur Kalimantan Timur, H. Seno Aji, menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh pemangku kepentingan dalam pengembangan desa wisata di Bumi Etam. Hal itu disampaikan saat menghadiri Welcome Dinner Jambore Desa Wisata Provinsi Kaltim 2025 di Ballroom Swiss-Belhotel Samarinda, Kamis, 11 September 2025.

Menurut Seno, desa wisata bukan hanya sektor pariwisata semata, tetapi juga bagian dari strategi pembangunan ekonomi kerakyatan yang inklusif dan berkelanjutan. “Kegiatan jambore ini bukan sekadar seremonial. Ada nilai besar di dalamnya, yaitu upaya membangun desa yang mandiri, berdaya saing, dan tetap berpegang pada kearifan lokal,” ujar Seno.
Ia menekankan bahwa desa wisata memiliki peran ganda. Selain menjaga tradisi dan budaya daerah, desa wisata juga menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat melalui pariwisata kreatif.
“Bila dikelola baik, desa wisata dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka lapangan kerja, dan menekan angka urbanisasi,” jelasnya.
Wagub menilai, dukungan regulasi yang sudah ada harus dimanfaatkan maksimal. Mulai dari UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan hingga Peraturan Gubernur Kaltim Nomor 35 Tahun 2025 tentang Pengembangan Desa Wisata, seluruhnya menjadi dasar hukum yang kuat untuk menggerakkan pembangunan sektor pariwisata di tingkat desa.
Namun, ia menekankan bahwa regulasi saja tidak cukup. Kolaborasi nyata antar elemen, mulai dari pemerintah, akademisi, Pokdarwis, pelaku usaha, hingga BUMD dan BUMN, harus berjalan harmonis. “Semangat kebersamaan ini yang akan mengantar desa wisata kita menuju kemandirian dan keberlanjutan,” tegasnya.
Kepada 30 Pokdarwis dan 20 pendamping yang hadir dari seluruh kabupaten/kota se-Kaltim, Seno berpesan agar jambore dijadikan ajang belajar dan bertukar pengalaman. Workshop, pemaparan materi, hingga orientasi lapangan di Bukit Mahoni, Kukar, harus dimanfaatkan untuk menyerap inspirasi.
“Jadikan forum ini sebagai ruang untuk menemukan ide-ide baru, memperkuat jejaring, dan merumuskan program nyata yang bisa diaplikasikan di desa masing-masing,” kata Seno.
Ia juga menegaskan bahwa Pemprov Kaltim telah mengalokasikan anggaran pengembangan destinasi desa wisata melalui APBD 2025, yang dikelola dalam DPA Dinas Pariwisata Kaltim. Dukungan pembiayaan ini diharapkan dapat memacu inovasi desa dalam mengelola potensi wisata.
Dalam kesempatan itu, Wagub turut menyaksikan pengumuman Anugerah Desa Wisata Kaltim 2025. Ia memberikan apresiasi tinggi kepada desa-desa yang berhasil meraih penghargaan, termasuk Desa Pringgondani Kota Balikpapan sebagai juara pertama dengan capaian perputaran ekonomi mencapai Rp8 miliar.
“Pencapaian ini membuktikan bahwa desa wisata bisa menjadi lokomotif ekonomi daerah. Semoga capaian ini menular ke desa-desa lain di Kaltim,” ungkapnya.
Menutup sambutannya, Seno mengajak seluruh pihak menjaga semangat kebersamaan dan menjadikan jambore sebagai tonggak penting pembangunan desa wisata Kaltim.
“Dengan kolaborasi dan semangat gotong royong, saya yakin desa wisata di Kalimantan Timur akan tumbuh menjadi destinasi yang berdaya saing, mandiri, dan tetap menjaga identitas budaya lokal. Mari kita wujudkan pariwisata yang bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk generasi yang akan datang,” pungkas Seno.